ADRO Tebar Dividen Jumbo Yield Hampir 8 Persen Pasca Laba Susut, Begini Nasib Ke Depannya
ADRO memutuskan bagikan dividen interim jumbo senilai Rp144 per saham. Dengan asumsi ini, tingkat dividend yield hampir 8 persen. Lalu, bagaimana prospek saham ADRO ke depannya?
Mikirduit – ADRO mengumumkan pembagian dividen sekitar 250 juta dolar AS atau Rp4,1 triliun. Dengan begitu, potensi dividen per saham sekitar Rp144 per saham dengan tingkat dividend yield dari harga 17 Desember 2025 sekitar 7,98 persen. Pertanyaannya, bagaimana prospek ADRO selanjutnya dengan tren kinerja yang menurun karena spin off AADI, serta dividen yang lanjut jumbo?
Highlight
- ADRO membagikan dividen interim jumbo Rp144 per saham dengan yield hampir 8 persen, meski kinerja 2025 menurun pasca spin-off AADI dan payout ratio sudah jauh di atas guidance.
- Penopang utama kinerja ADRO saat ini masih berasal dari pertambangan batu bara metalurgi dan jasa pertambangan, ditambah potensi dividen dari kepemilikan 15,37 persen saham AADI.
- Momentum jangka menengah ADRO bergantung pada realisasi smelter aluminium ADMR dan proyek ekspor listrik ke Singapura, sementara siklus dividen ke depan berpotensi menjadi lebih fluktuatif dan sulit diprediksi.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Tingkat dividen interim yang dibagikan ADRO itu cukup mengejutkan karena nilainya terbilang cukup besar. Nilainya naik 35 persen jika dibandingkan dengan dividen interim per Desember 2024 yang hanya Rp106 per saham. Padahal, dari segi kinerja 2025, ADRO sudah tanpa cash cow-nya AADI.
Jika dihitung dari pencapaian laba bersih kuartal III/2025, tingkat dividen interim ADRO telah mencapai 83 persen dari total laba sekitar 301 juta dolar AS. Jika dihitung dari ekspektasi laba bersih per saham ADRO di 2025 sekitar Rp211 per saham, berarti tingkat dividen interim ini sudah mencapai 68 persen dari total laba bersih. Artinya, secara porsi dividen, ADRO menaikkan dari guidance sekitar 40 persen.
Di sisi lain, secara historis ADRO pernah membagikan dividen hingga 151 persen dari laba bersih pada 2020 (dengan menggunakan tahun buku 2019). Kala itu, laba bersih per saham ADRO hanya Rp72 per saham, tapi akumulasi interim dan final dividen dari tahun buku 2019 tembus Rp109 per saham. Artinya, payout rationya tembus 151 persen.
Dengan menggunakan asumsi porsi kas dan setara kas ADRO saat ini sekitar Rp17,9 triliun sudah dirasa cukup, serta asumsi optimistis dividen payout ratio menjadi 100 persen, berarti ada potensi total dividen menjadi Rp211 per saham. Artinya, sisa dividen final sekitar Rp67 per saham. Total yield dividen jika pegang di harga Rp1.800 per saham tembus 11,7 persen (akumulasi interim dan final).
Namun, kami belum bisa memastikan apakah payout ratio ADRO akan digeber hingga 100 persen dari laba bersih 2025 nanti.
Lalu, apa momentum ADRO pada 2026 yang bisa ditunggu?
Memahami Bisnis ADRO Saat Ini
Setelah spin-off dari AADI sejak akhir 2024, bisnis ADRO secara keseluruhan antara lain:
- Pertambangan batu bara metalurgi lewat ADMR
- Smelter aluminium lewat ADMR
- Pembangkit listrik tenaga air (on-progress)
- Jasa pertambangan
- Kawasan Industri Kalimantan Utara
Jika melihat komposisi pendapatan ADRO hingga kuartal III/2025, pendapatan terbesar berasal dari Pertambangan batu bara metalurgi dan Jasa Pertambangan. Dua bisnis ini yang menjadi penopang kinerja ADRO dalam setahun terakhir.
Adapun, untuk jasa pertambangan, mayoritas transaksi 539 juta dolar AS dari total transaksi 645 juta dolar AS dari pihak berelasi, yakni PT Adaro Indonesia, yakni anak usaha dari AADI.
Selain itu, sumber pendapatan ADRO lainnya berasal dari potensi dividen yang diberikan AADI. Pasalnya, dengan ADRO memiliki 15,37 persen saham AADI, ada potensi AADI berstatus aset investasi yang diperhitungkan dengan metode biaya (cost method). Sehingga nantinya aset yang tercatat sebesar harga perolehannya, serta untung-rugi dihitung saat dividen didapatkan atau aset dijual.
AADI juga baru saja membagikan dividen interim sekitar Rp538 per saham. Dari sana, ADRO berpotensi mendapatkan tambahan pendapatan sekitar Rp645 miliar atau sekitar 38,58 juta dolar AS.

Momentum ADRO Ke Depannya
Sebenarnya, pasca spin-off, belum ada gebrakan aksi korporasi ADRO untuk mendorong pendapatan dari segmen energi baru terbarukan. Paling, salah satu kejutannya akuisisi Kawasan Industri Kalimantan utara, yang kala itu akuisisi dilakukan dalam rangka konversi utang.
Kami memperkirakan pendapatan dari kawasan industri Kalimantan Utara masuk ke segmen lain-lain, yang nantinya juga akan terisi dari segmen smelter aluminium dan pembangkit listrik. Sejauh ini, kinerja segmen lain-lain masih belum signifikan, bahkan mengalami kerugian sekitar 10,4 juta dolar AS.
Di sisi lain, salah satu proyek EBT ADRO, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin) di Tanah Laut Kalimantan Selatan sempat dikabarkan berpotensi kena terminasi. Pasalnya, proyek yang sudah menekan perjanjian jual-beli listrik sejak 4 Mei 2023 itu tidak kunjung rampung. Pasalnya, PLN menargetkan proyek PLTB itu bisa beroperasi komersial pada 2025.
Proyek PLTB itu dikelola oleh konsorsium PT Tata Alam Baru, yang dikendalikan oleh PT Bayu Energi Listrik Lestari sebesar 70 persen, sedangkan PLN Nusantara Renewables sekitar 30 persen.
Bayu Energi Listrik Lestari ini adalah perusahaan patungan antara TotalEnergies SE dan ADRO. Total pegang 60 persen, serta ADRO pegang 40 persen. Sehingga secara teknis, ADRO hanya punya porsi 28 persen dari proyek ini. Persentase kepemilikan yang tidak terlalu signifikan dan cenderung tercatat sebagai entitas afiliasi yang dihitung bagi hasil laba berdasarkan persentase kepemilikan (dalam catatan laporan keuangan)
Adapun, proyek PLTB Tanah Laut ini tertunda karena adanya kenaikan biaya pembangunan sehingga proyek ini kurang ekonomis. Kami menilai keberadaan proyek ini terhadap kinerja ADRO tidak terlalu signifikan sehingga jika ada terminasi pun bukan sebuah masalah.
Di sisi lain, salah satu sentimen terdekat bagi ADRO adalah rampungnya smelter aluminium milik ADMR. Jika itu rampung dan diresmikan bisa mengerek harga ADRO menjadi lebih menarik. Dalam timeline, seharusnya smelter itu diresmikan akhir tahun dan mulai beroperasi pada tahun depan. Namun, hingga penghujung tahun 2025, belum ada peresmian smelter aluminium milik perseroan.
Dalam penjelasan terakhir manajemen ADMR pada September 2025, smelter aluminium perseroan ditargetkan mulai beroperasi bertahap, dengan skema first pot operation pada akhir 2025. Dalam fase pertama, smelter aluminium diproyeksikan memiliki kapasitas produksi sekitar 500.000 ton ingot per tahun. Kapasitas itu akan dinaikkan hingga maksimal 1,5 juta ton ingot per tahun.
Dari keterangan terakhir, hingga kuartal II/2025, pihak ADMR mengungkapkan pekerjaan konstruksi tinggal dilanjutkan untuk pemasangan sistem kelistrikan dan kabel. Lalu,, dilanjutkan dengan pembangunan struktur utama dan utilitas.
Sayangnya, setelah itu belum ada perkembangan terbaru dari pembangunan smelter aluminium yang harapannya bisa menjadi tambahan pendapatan ADRO dan ADMR di 2026.
menarik. Dalam timeline, seharusnya smelter itu diresmikan akhir tahun dan mulai beroperasi pada tahun depan. Namun, hingga penghujung tahun 2025, belum ada peresmian smelter aluminium milik perseroan.
Meski, ada tantangan dalam operasional smelter aluminium tahap pertama, yakni biaya operasional dengan listrik dari PLTU. Jika ada kenaikan harga batu bara (dan tidak mendapatkan DMO) ada potensi cost-nya meningkat. Namun, ini baru asumsi dan perlu dilihat perkembangannya setelah mulai beroperasi. Serta, ada risiko maintenance yang terjadi ketika smelter baru selesai diproduksi dalam tahap awal.
Margin bisnis dari smelter aluminium ADMR ini diperkirakan akan lebih bagus ketika PLTA yang ditargetkan rampung pada 2030 selesai.
Sementara itu, salah satu momentum besar lainnya adalah ekspor listrik ke Singapura. ADRO disebut menjadi salah satu entitas yang akan melakukan ekspor listrik tersebut bersama MEDC pada 2028.
Dalam kesepakatan sebelumnya, Adaro olar International Pte. Ltd, yang dimiliki secara penuh oleh ADRO mendapatkan jatah ekspor listrik sekitar 0,4 Gigawatt.
Dengan asumsi tarif yang disepakati sebelumnya sekitar 0,014 - 0,02 dolar AS per KWH, serta di luar hitung-hitungan cost dengan PLN, ada potensi pendapatan ADRO per tahun bisa mencapai 49,05 juta sampai 70,08 juta dolar AS.
Artinya, dari bisnis ekspor listrik ini, kontribusinya ke pendapatan ADRO hanya sekitar 5 persen. Kontribusi bisnis terbesar tetap dari ADMR.
Di luar itu, salah satu yang ditunggu adalah gebrakan ekspansi ADRO lainnya. Hingga kuartal III/2025, ADRO mencatatkan kas dan setara kas sekitar Rp17 triliun (di luar pembagian dividen), kami ekspektasi dari dana tersebut ADRO bisa mencari peluang pertumbuhan anorganik atau mengejar proyek EBT lainnya. Namun, memang belum ada kabar terbaru terkait hal tersebut.
Kesimpulan
Dalam kondisi ini, apakah saham ADRO menarik untuk dilirik? dari segi karakternya kami menilai saham ADRO akan menarik jika kamu hold dalam jangka menengah panjang hingga ada momentum baru lainnya.
Dua momentum yang sudah hampir pasti ada antara lain, pendapatan dari bisnis smelter aluminium dan perkembangan pembangunan PLTS untuk ekspor listrik ke Singapura. Meski, dampak dari kedua bisnis itu belum terlalu signifikan, tapi kami menilai dari segi narasi bisa mengerek harga untuk periode jangka menengah.
Namun, siklus dividen ADRO akan berubah signifikan hingga menjadi sulit diprediksi. Jadi, ada potensi dividen menyusut jika bisnis baru yang mulai beroperasi belum menghasilkan laba yang signifikan atau malah menambah beban kepada perseroan.
Dapatkan insight saham sambil diskusi secara real time bersama founder Mikirduit, yuk join Mikirsaham
Kamu bisa mendapatkan insightnya dengan join Mikirsaham Pro.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
