8 dari 10 Orang Menyesal Punya Asuransi Pendidikan? Kenapa?

Percaya nggak 8 dari 10 orang menyesal punya asuransi pendidikan. Kenapa? semuanya dijelaskan di artikel ini hingga apakah kita perlu asuransi pendidikan atau tidak

8 dari 10 Orang Menyesal Punya Asuransi Pendidikan? Kenapa?

Mikir Duit – Coba apa yang kamu bayangkan ketika ditawarkan asuransi pendidikan? apakah akan menjamin pendidikan anak-anak kamu sampai lulus? jika kamu membayangkan hal itu terkait asuransi pendidikan, baca artikel ini sampai habis agar tidak menyesal.

8 dari 10 orang yang pernah ditawarkan asuransi pendidikan dan mengikutinya dengan alasan demi masa depan anak mengaku menyesal. Alasannya, setelah 5 tahunan, uang kelolaannya terus berkurang, bukannya bertambah. Dengan begitu, untuk apa punya asuransi pendidikan jika uangnya malah susut?

Asuransi pendidikan bukanlah tabungan pendidikan, melainkan asuransi jiwa yang dikonsep untuk memenuhi kebutuhan pendidikan ahli waris. Gimana maksudnya?

Jadi, asuransi pendidikan itu adalah asuransi jiwa yang tujuannya untuk kebutuhan pendidikan ahli waris. Nah, ketika penanggung premi belum meninggal, uang asuransi pendidikan bisa tetap cair di periode-periode yang sudah ditentukan, yakni ketika anak mau masuk sekolah dan sebagainya.

Kalau begitu sama saja dengan tabungan dong? tentunya beda, karena di sini kita membeli premi bukan menabung. Meski, ada hasil yang bisa dicairkan di periodet tertentu. Namun, sifatnya tidak fleksibel yang bisa kita cairkan sewaktu-waktu.

Adapun, pengelolaan dana asuransi pendidikan ada dua jenis nih. Mau tau apa saja?

BACA JUGA: Kamu Merasa Lebih Butuh Asuransi Kesehatan? Baca Penjelasannya di Sini

Asuransi Pendidikan Endowment

Asuransi pendidikan endowment atau dwiguna ini adalah gabungan dari asuransi jiwa dengan instrumen investasi di instrumen pasar uang seperti deposito perbankan. Asuransi ini akan memberikan uang pertanggungan sesuai kesepakatan dengan pemilik polis ketika dia meninggal hingga cacat dan tidak bisa mencari nafkah lagi.

Selain itu, uang yang ada di asuransi tetap bisa dicairkan dengan periode waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara asuransi dan pemilik polis.

Asuransi pendidikan unitlink agak berbeda dengan endowment. Asuransi pendidikan unitlink akan menggunakan uang premi untuk dua aktivitas, yakni bayar premi asuransi jiwa dan investasi. Nantinya, hasil investasi unitlink itu bisa digunakan untuk kebutuhan anak sekolah jika si pemilik polis belum meninggal.

Masalahnya adalah banyak yang tidak memahami konsep unitlink di mana selama 5 tahun pertama dananya mayoritas untuk bayar premi dan akuisisi (seperti komisi agen, kerja sama dengan bank, dan manajemen pengelolaan dana). Akhirnya, ketika melihat hasil investasi sekitar 5 tahun sejak beli polis, hasilnya pasti menyedihkan.

Belum lagi, jika mayoritas penempatan di saham dan pasar saham justru lagi turun, hal itu bisa berdampak terhadap keuntungan investasi yang harusnya bisa digunakan untuk pendidikan.

Kalau begitu apa kelebihan dan kekurangan asuransi pendidikan? apakah kita perlu untuk membeli asuransi pendidikan?

Banyak kekhawatiran soal kenaikan biaya pendidikan 10 persen per tahun. Hal itu yang menjadi titik jualan asuransi pendidikan. Sayangnya, banyak agen yang tidak menjelaskan secara mendetail tentang asuransi pendidikan ini sehingga menjadi banyak salah kaprah. Untuk itu, kami akan jelaskan kelebihan dan kekurangannya di sini.

Kelebihan Asuransi Pendidikan

Ada beberapa kelebihan asuransi pendidikan antara lain:

  • Jika tulang punggung keluarga tidak punya penghasilan hingga meninggal masih ada dana uang pertanggungan dari pihak asuransi
  • Membantu disiplin menabung untuk persiapan tabungan pendidikan

Kekurangan Asuransi Pendidikan

Ada beberapa kekurangan asuransi pendidikan antara lain:

  • Biaya premi membebani keuangan sementara, dan uang yang dikeluarkan tidak fleksibel untuk kebutuhan jangka pendek
  • Risiko dari segi perusahaan asuransi, apakah bisa bertahan selama lebih dari 10 tahun? soalnya asuransi pendidikan membutuhkan kepastian daya tahan asuransi dalam jangka panjang. Di sisi lain, perusahaan asuransi bisa saja bangkrut dan berdalih force majure sehingga uang pertanggungan jadi tidak cair. [Ini jadi alasan saya juga tidak terlalu tertarik dengan asuransi jiwa]
  • Risiko dana investasi turun untuk penempatan dana di asuransi pendidikan unitlink. Soalnya, penyimpanan dana di aset yang cukup berisiko.

Jadi Mana yang Terbaik?

Saya tidak menjelek-jelekkan asuransi pendidikan, toh sewaktu kecil saya juga memanfaatkan asuransi pendidikan yang sudah dibeli oleh orang tua. Namun, secara efisien, asuransi pendidikan jelas tidak efisien. Kita bisa lebih nyaman nabung sendiri di berbagai aset investasi seperti reksa dana hingga saham. Dengan begitu, kita bisa mengatur sendiri pengelolaannya, dengan catatan kita memahami kelebihan dan risiko kedua instrumen investasi tersebut.

Di sisi lain, asuransi pendidikan akan cocok untuk kamu kepala keluarga yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi. Dengan begitu,kamu bisa menyiapkan perlindungan dengan asuransi pendidikan tersebut.

Apakah Investasi Bisa Cukup Melawan Kenaikan Biaya Pendidikan?

Salah satu pertanyaan paling banyak, jika mengelola dana sendiri apakah bisa melewati kenaikan biaya pendidikan per tahunnya? jawabannya bisa dengan catatan kamu belajar mengelola uang sendiri.

Kunci pengelolaan dana adalah konsisten dan disiplin. Setelah itu, baru mulai memahami risiko investasi. Jadi, untuk tahap awal, sebenarnya bisa secara konsisten nabung di reksa dana pasar uang yang risikonya rendah banget.

Setelah itu sambil belajar aset investasi lainnya dan dengan modal yang lebih besar setelah nabung di reksa dana pasar uang, baru kita mulai mengelola aset ke instrumen yang lebih berisiko untuk mendapatkan potensi keuntungan yang lebih besar.

Hasilnya jika konsisten selama bertahun-tahun, bukan tidak mungkin mengalahkan inflasi termasuk kenaikan biaya sekolah setiap tahunnya.

Kesimpulan

Asuransi pendidikan tetap dibutuhkan oleh orang-orang yang merupakan kepala keluarga dan memiliki tanggungan anak, serta dengan profesi yang berisiko. Di luar itu, saya menyarankan lebih baik mengelola dananya sendiri, dengan catatan lebih disiplin dan konsisten.

Syarat untuk mengelola sendiri adalah memahami setiap kelebihan dan risiko instrumen investasi terlebih dulu ya, agar tidak terlalu berspekulasi yang gimana-gimana.