5 Pilihan Saham yang Menarik Saat Market Tertekan Sentimen Sosial-Politik

IHSG sempat ambruk 3 persen di awal pembukaan 1 September 2025. Lalu, jika ada penurunan pasar saham yang cukup signifikan lagi, apa saham yang menarik dipilih?

saham turun

Mikirduit – Pasar saham dibayang-bayangi oleh penurunan signifikan karena memanasnya gejolak sosial politik ditambah beberapa aksi demonstrasi disusupi oleh oknum yang membuat situasi menjadi anarkis. Lalu, apa saja pilihan saham saat market mengalami penurunan saat ini?

Highlight
  • Penurunan pasar saham saat ini dinilai anomali karena lebih dipicu faktor non-fundamental sehingga berpotensi hanya bersifat jangka pendek.
  • Saham big bank, TLKM, ASII, Indofood Group (ICBP & INDF), serta saham batu bara tier 1 dinilai menarik untuk dikoleksi ketika harganya turun signifikan.
  • Strategi terbaik menghadapi gejolak adalah masuk bertahap ke saham bluechip berfundamental kuat sambil menyiapkan peluru tambahan jika gejolak berlanjut.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Jika dilihat faktor penurunan market saat ini terjadi karena faktor non-fundamental sehingga penurunan pasar saham cenderung jangka pendek hingga kondisi mereda. Dalam kondisi ini, kami menilai penurunan pasar cenderung anomali. Sehingga ada 5 saham yang bisa dijadikan pilihan jika ada penurunan saham yang anomali seperti saat ini.

Saham Big Bank

Saham big bank seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI akan menjadi menarik untuk masuk ketika ada penurunan pasar saham yang cukup signifikan akibat faktor makro atau non-fundamental. Alasannya, dari segi risiko bisnis cukup rendah karena keempatnya adalah penguasa pangsa pasar perbankan di Indonesia, serta jarang-jarang bisa mendapatkan harga beli yang murah di keempat saham tersebut.

Dari keempat saham big bank, mana yang paling menarik? jika ingin memilih saham big bank yang skalanya 3 besar dan dividen menarik, BMRI dan BBRI bisa menjadi pilihan, sedangkan jika ingin saham big bank dengan potensi kenaikan harga yang bisa paling konsisten setelah ekonomi membaik, BBCA bisa menjadi pilihan,

Lalu, bagaimana dengan BBNI? secara skala bisnis, selisih antara ketiga big bank lainnya dengan BBNI cukup jauh. Namun, jika harga saham BBNI turun ke bawah Rp4.000 per saham tetap bisa menjadi pilihan menarik dengan potensi upside yang lebih ringan dari ketiga saham big bank lainnya.

Catatannya, risiko terbesar saham big bank jika ada faktor gejolak sosial-politik ini adalah jika gejolak terjadi berkepanjangan dan berdampak terhadap ekonomi di sektor riil. Hal itu bisa membuat risiko kredit bermasalah meningkat sehingga berdampak terhadap kinerja laba bersih emiten (selaras dengan antisipasi kredit bermasalah dengan cara meningkatkan pencadangan yang bisa menggerus laba bersih)

Saham TLKM

Jika kamu ingin saham syariah big caps, kamu bisa pilih TLKM sebagai pilihan. Apalagi, jika harga saham TLKM kembali ke area Rp2.500 hingga Rp2.800 per saham. Meski, secara pertumbuhan bisnis TLKM tengah menghadapi tantangan, tapi dengan status sebagai pemimpin pasar operator seluler dan bisnis telekomunikasi secara integrasi, kami menilai saham TLKM tetap menarik jika kembali ke area tersebut.

Potensi ruang pertumbuhan saham telekomunikasi akan selaras dengan berbagai program mulai dari infrastruktur telekomunikasi untuk internet (MTEL dan fiber optik yang lagi mau di-spin off) hingga kebutuhan data center.

Kami menilai saham TLKM bisa menarik jika pertumbuhan bisnisnya bisa kembali positif setelah berbagai restrukturisasi bisnis yang dilakukan dengan target harga bisa kembali masuk ke area Rp4.000-an per saham dalam 1-2 tahun ke depan.

Selain itu, target harga tersebut bisa dicapai jika dalam perkembangannya MSCI meningkatkan bobot pasar saham Indonesia yang menarik modal asing masuk kembali ke pasar saham domestik. Salah satu pilihan saham investor asing adalah TLKM. Hal itu terlihat ketika sepanjang 2025 saham-saham big bank mendapatkan tekanan jual asing, TLKM tetap menjadi salah satu yang diakumulasi oleh asing.

event mikirduit dan tuwaga
Daftar Sekarang dengan klik di sini

Saham ASII

Saham ASII disebut sudah menuju sunset setelah kehadiran mobil listrik China seperti BYD. Apalagi. ASII belum ada gebrakan yang hebat terkait mobil listrik. Meski, ASII bukan hanya otomotif, tapi ada HEMCE (alat berat, kontraktor pertambangan, pemilik tambang batu bara), tambang mineral seperti emas dan nikel, hingga energi baru dan terbarukan, perkebunan, keuangan, properti, hingga teknologi.

Sejauh ini, bisnis yang memberikan keuntungan terbesar ke ASII ada dari HEMCE dari UNTR, otomotif, dan keuangan. Lalu, bisnis yang lagi mode pertumbuhan ASII adalah perkebunanan dari AALI.

Sehingga jika harga saham ASII kembali ke Rp4.500 hingga Rp4.600 per saham, kami menilai ASII bisa menjadi pilihan yang menarik. Apalagi jelang pembagian dividen interim yang biasanya dilakukan di Oktober 2025.

Risiko terbesar ASII dalam jangka pendek ada di perkembangan bisnis otomotif yang sepanjang 2025 akan kurang menarik. Jika berlanjut ke 2026 dan terjadi penurunan yang signifikan bisa menjadi perhatian untuk prospek asumsi wajar saham ASII selanjutnya. 

Meski ada tantangan dari bisnis otomotif, saham ASII menjadi salah satu yang diakumulasi oleh asing sepanjang tahun ini. Hal itu selaras dengan TLKM yang menilai ASII menjadi pilihan destinasi saham likuid bagi investor asing.

Rahasia Peter Lynch Dalam Menentukan Waktu Jual-Beli Saham
Salah satu yang masih sering jadi dilema bagi para investor saham ada periode waktu jual-beli saham. Saat beli bingung kapan yang tepat, bahkan saat saham sudah cuan juga galau jual atau hold. Siapa yang begini?

Saham Grup Indofood

Selain itu, saham ICBP dan INDF juga bisa menjadi pilihan menarik ketika mengalami penurunan anomali. ICBP jika berada di area Rp8.600 hingga Rp8.800 per saham bisa menjadi area menarik, sedangkan untuk INDF, kami masih menunggu best price di area Rp6.000-an per saham sebagai siklus terendahnya.

Untuk ICBP, ruang pertumbuhan masih terbuka meski persaingan bisnis consumer goods semakin ketat ke depannya seperti, terkait bisnis susu, mie instan, dan lainnya. Namun, sebagai pemimpin pasar di bisnis mie instan, termasuk ke pasar ekspor, kami menilai ruang pertumbuhan ICBP masih bisa terjaga.

Sementara itu, untuk INDF sebagai holding yang membawahi ICBP, SIMP, dan LSIP memiliki kecenderungan sideways besar di area Rp6.000 hingga Rp8.000 per saham. Untuk itu, kami menyarankan untuk saham INDF bisa menunggu dia masuk ke siklus terendahnya. Naik-turun harga saham INDF terjadi karena statusnya sebagai perusahaan holding company yang ruang pertumbuhan bisnisnya bisa menghadapi tantangan dari bisnis yang mencakup hulu hingga hilir. Kecuali, jika pertumbuhan ekonomi membaik yang selaras dengan pertumbuhan kinerja anak usaha dari hulu ke hilirnya yang juga positif, INDF mungkin bisa mencapai all time high lagi.

Saham Tambang Batu bara

Saham batu bara menjadi pilihan yang tetap menarik karena statusnya sebagai komoditas energi andalan Indonesia. Meski, banyak yang khawatir kalau permintaan batu bara akan menurun, tapi kami ekspektasi permintaan batu bara masih akan tetap terjaga hingga 2030. Bahkan, ada potensi mini booming batu bara yang terjadi antara 2026-2028. 

Dalam kondisi pasar saham yang anomali seperti ini, jika harga saham batu bara tier 1 yang kami nilai ada di AADI, ITMG, dan PTBA bisa menjadi pilihan. Namun, catatannya jika ketiga saham batu bara itu mengalami penurunan yang signifikan hingga harga sahamnya menarik.

Dengan potensi pemulihan permintaan bisa terjadi di 2026-2027, kami menilai jika harga saham batu bara saat ini sudah sangat diskon bisa menjadi pilihan investasi jangka menengah. Sambil menunggu booming, kita bisa mendapatkan uang tunggu dividen yang cukup lumayan. Apalagi, AADI bakal membagikan dividen pertama kali sejak IPO pada akhir 2024 kemarin. 

Kesimpulan

Berhubung kondisi gejolak juga penuh ketidakpastian, kami menyarankan untuk strategi masuk ke saham-saham bluechip dengan fundamental bagus ini secara bertahap. Pasalnya, kita belum tahu arah gejolak masih berlanjut atau sudah mereda.

Sehingga jika ada gejolak susulan, kita masih punya peluru untuk memperbaiki posisi menjadi lebih rendah. Jika gejolak mereda, kita juga bisa melirik saham-saham secondliner potensial untuk memanfaatkan fluktuasi jangka pendek hingga momentum jangka menengah.

Kami telah pilihkan saham-saham dengan fundamental dan likuiditas oke yang menarik dipilih jika pasar saham kembali turun signifikan dalam bulan ini

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini