5 Narasi Trending yang Dianggap Bisa Bikin Harga Saham Naik atau Turun

5 Narasi saham yang sering muncul dalam beberapa tahun terakhir. Mana yang kamu pernah dapat cuan atau malah jadi boncosnya nih?

narasi saham naik dan turun

Mikirduit – Dalam pasar saham, rumor dianggap senjata utama jika ingin membeli saham sebelum harganya naik. Namun, ada juga rumor-rumor yang selalu muncul dan bikin harga saham naik turun setiap tahunnya. Kami merekap berbagai rumor yang terus muncul menjadi alasan sebuah harga saham naik, meski rumornya belum tentu kejadian.

Highlight

  • Rumor masih menjadi penggerak utama pergerakan harga saham di Indonesia, mulai dari isu masuk MSCI hingga rencana bioetanol yang kerap memicu spekulasi tanpa realisasi jelas.
  • Beberapa rumor klasik seperti akuisisi PNBN, kiamat batu bara, hingga bisnis pengelolaan sampah terus berulang tiap tahun karena potensi fundamentalnya dianggap menarik meski belum terealisasi.
  • Investor perlu waspada terhadap rumor yang berulang tanpa perkembangan konkret, karena seringkali hanya menjadi momentum jangka pendek untuk mendorong harga saham naik sementara.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Dalam hal ini, kami ungkap 5 rumor yang sering muncul menemani kenaikan harga saham. Serta, penjelasan detailnya jika ada kejadian serupa. 

Pertama, Rumor Keluar-Masuk MSCI

Prediksi saham-saham masuk MSCI sudah sering dilakukan sejak lama, tapi saat ini semakin santer. Pasalnya, jika ada salah satu saham konglomerasi yang meroket tinggi langsung dikaitkan dengan potensi masuk MSCI.

Secara teknis, ada tiga kriteria saham bisa berpotensi masuk ke MSCI:

  • Market cap minimal Rp50 triliun
  • Free float market cap minimal Rp25 triliun
  • Annualized Traded Value Ratio (ATVR), yakni mengukur likuiditas aset dengan membandingkan nilai perdagangan tahunan dengan kapitalisasi pasarnya. Dalam ketentuan MSCI minimal 15 persen

Namun, tiga poin ini tidak langsung menjadi metriks pasti masuk ke MSCI. Namun, ada penilaian lainnya yang bisa mempengaruhi sebuah saham bisa masuk MSCI seperti salah satunya tingkat keterbatasan investor asing masuk ke saham tersebut. Pasalnya, ada beberapa sektor bisnis yang membatasi kepemilikan asing, terutama sektor strategis. Untuk poin kualitatif ini nantinya bisa mempengaruhi bobotnya. 

Dalam 2 tahun terakhir, banyak saham yang digembar-gembornya masuk MSCI mulai dari saham Grup PP, Bakrie, hingga PANI. Lalu, memang apa untungnya saham masuk MSCI?

Secara teknis harga saham, ketika diumumkan masuk MSCI ada potensi kenaikan hingga periode efektif yang biasanya berjarak 2-3 minggu. Namun, setelah periode efektif, harga saham berpotensi konsolidasi. Jadi, ketika saham mau masuk MSCI, strategi yang bisa dilakukan beli sebelum periode efektif dan jual di pre-closing yang ekspektasinya ada ETF asing yang borong sahamnya secara otomatis yang membuat harga IEP pre-closing naik.

Setelahnya, harga saham akan bergerak sesuai dengan momentum selanjutnya. Tapi, ada kecenderungan harga saham mengalami penurunan terlebih dulu dalam jangka pendek. 

Sehingga ketika saham masuk MSCI yang diuntungkan adalah yang hold lebih lama. Bagi owner emiten, ketika saham masuk MSCI lebih menarik untuk di-repo karena statusnya masuk indeks global, sehingga ada investor asing di dalam saham tersebut.

Kedua, Rencana BBM Etanol

Dalam 2-5 tahun terakhir, kita sering mendengar rencana pemerintah untuk mengembangkan BBM dengan bioetanol. Hingga akhirnya, beberapa waktu lalu viral karena SPBU swasta menolak base fuel Pertamina dengan alasan kadar Etanolnya tinggi. Di luar kontroversi tersebut, isu etanol ini telah mendorong beberapa saham produsen-nya seperti MOLI dan SRSN.

Jika dilihat secara kronologinya, kisah BBM bio-etanol dimulai sejak 2020. Saat itu, kebijakan bioetanol diatur maksimal 5 persen pada 2020 dan ditargetkan naik menjadi 20 persen pada 2025. Namun, realitanya campuran etanol di 2025 masih sekitar 10 persen. 

Menelisik public expose MOLI sejak 2023 hingga saat ini, cerita BBM Bioetanol jadi pembahasan selama 2 tahun berturut-turut pada 2023 dan 2024. Dari Public expose 2023, MOLI mengaku telah melakukan pilot Project untuk BBM Bio-etanol yang akan diproduksi Pertamina. Namun, pilot Project yang dilakukan perseroan itu terjadi pada 2006-2009.

Sayangnya, MOLI mengaku cukup kesulitan pada 2009 karena harga Molasses naik cukup tinggi. Akhirnya produk bioetanol pilot Project perseroan kalah bersaing dengan harga MOPS (Harga acuan Bensin).

Lalu, di tahun selanjutnya, MOLI mengungkapkan ada kebutuhan 2 juta kilo liter etanol jika ada penerapan 5 persen etanol di BBM. Namun, hingga kuartal II/2025, Pertamina tidak masuk ke salah satu pembeli produk MOLI terbesar. Padahal, 90 persen penjualan MOLI adalah menjual Etanol. Salah satu pembeli terbesar adalah Tanduay Distiller Inc. yang mencapai sekitar Rp60-an miliar.

Hal serupa juga terjadi di SRSN. Pembahasan Bioetanol di SRSN terjadi dalam dua public expose pada 2023 dan 2024. Pada 2023, manajemen SRSN mengaku sudah mendapatkan kemajuan dari produk campuran etanol dan pertamax dengan oktan 95. Kala itu, perseroan mengaku tengah mempelajari potensi pangsa pasar yang ada.

Lalu, untuk public expose pada 2024, pembahasannya lebih terkait dengan konsorsium bioetanol di Merauke dan kebutuhan insentif cukai etanol impor. Jadi, pemerintah memiliki proyek pabrik pengolahan tebu di Merauke yang disebut bisa memproduksi etanol 150.000 - 300.000 kilo liter per tahun.

Adapun, pihak yang ikut dalam konsorsium tersebut dikabarkan antara lain Grup Wilmar hingga Haji Isam. Sementara itu, SRSN mengaku tidak tergabung dalam konsorsium tersebut karena lokasinya yang terlalu jauh.

Sementara itu, sejak kisah bioetanol mencuat sejak 2020, hingga semester I/2025, SRSN tidak mendapatkan pesanan jumbo dari Pertamina. mayoritas pesanan datang dari Tanduay Distillers Inc. senilai Rp115 miliar, Nippon Shokubai Indonesia senilai Rp63 miliar, dan Pinnacle Synergy senilai Rp49 miliar. 

Cerita ini mungkin bisa terus berlanjut, apalagi pemerintah juga sudah menetapkan kebijakan pembatasan impor etanol. Hal ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan industri etanol di dalam negeri.

Ketiga, Aksi Akuisisi PNBN

Salah satu rumor paling laten adalah rencana divestasi ANZ di PNBN. Cerita ini sudah muncul sejak kebijakan single presence policy dilakukan oleh OJK pada 2013. Kala itu, ANZ yang memiliki dua bank di Indonesia (Bank ANZ Indonesia dan PNBN) disebut-sebut harus melepas salah satunya atau merger. Masalahnya, ANZ memiliki kepemilikan minoritas di PNBN.

Akhirnya, setiap cerita ada yang tertarik seringnya berakhir tanpa DEAL karena porsi kepemilikan cuma minoritas, sedangkan pengendali PNBN belum mau merelakan sahamnya dilepas di valuasi wajar maupun murah.

Cerita yang akuisisi pun cukup banyak mulai dari MUFG, Sumitomo, Mizuhi, CIMB, DBS, Maybank, hingga BBCA pernah dimunculkan sebagai calon pihak yang tertarik dengan salah satu bank menengah besar di Indonesia tersebut. Bahkan, isu divestasi PNBN bak jadi menu rumor sekali setahun sejak 2013.

Dua Strategi Saham untuk Kamu yang Punya Modal Kecil, Mana yang Terbaik?
Salah satu permasalahan dalam investasi saham adalah, modal yang masih kecil. Lalu, apa strategi yang cocok untuk kamu yang punya modal masih kecil?

Keempat, Kiamat Batu Bara

Salah satu rumor yang juga cukup laten adalah kiamat batu bara. Narasi ini sering muncul ketika harga batu bara lagi mengalami penurunan. Hal ini terjadi di 2015, 2020, hingga saat ini. Kekhawatiran terkait perubahan iklim membuat ada indikasi pembangkit listrik energi baru terbarukan bisa menggeser PLTU yang menggunakan batu bara.

Namun, kami mencatat untuk bisa melakukan transisi dari PLTU ke Pembangkit energi baru terbarukan itu tidak bisa dilakukan secara instan. Toh, pembangunan pembangkit listrik skala besar membutuhkan waktu 3-5 tahun.

Sehingga kami menilai permintaan batu bara akan tetap terjaga, setidaknya hingga 2030. Setelahnya, kita perlu mengkaji ulang realita yang ada. 

Di sisi lain, supply batu bara juga terancam menurun jika ada pemulihan permintaan dari industri, terutama dari China. Alasannya, tidak ada aktivitas eksplorasi besar baru yang dilakukan perusahaan batu bara skala besar. Mereka sudah kesulitan mendapatkan funding dari bank untuk melakukan eksplorasi.

Alhasil, secara global, pemain batu bara cenderung mencari tambang yang sudah siap produksi ketimbang melakukan eksplorasi. Artinya, penambahan cadangan supply cenderung stagnan. Jika ada permintaan batu bara yang cukup besar bisa membuat harga-nya kembali naik. Meski, kami menilai paling tinggi sekitar 180-200 dolar AS per ton. Kalau 400 dolar AS per ton itu adalah situasi luar biasa yang hanya terjadi di 2022. Kecuali, kondisi serupa kembali terulang, ketika permintaan meningkat drastis, tiba-tiba supply skala besar terganggu pengirimannya dalam jangka menengah.

Kelima, Bisnis Pengelolaan Sampah

Salah satu cerita yang lagi hangat dalam 2 tahun terakhir (2024-2025) adalah pembangkit listrik tenaga sampah. Apalagi, Indonesia dianggap punya supply sampah cukup besar sehingga pembangkit listrik tenaga sampah bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah-sampah tersebut.

Dua saham yang paling agresif terkait pembangkit listrik tenaga sampah adalah TOBA dan OASA. 

TOBA menjadi salah satu yang serius masuk ke bisnis PLTSa (Sampah) sejak 2023. Kala itu, TOBA sudah mengumumkan rencana perseroan mengubah bisnis dari batu bara dan PLTU menjadi bisnis energi ramah lingkungan.

Akhirnya, secara bertahap TOBA menjual PLTU-nya. Kemudian mulai mengakuisisi beberapa bisnis pengelolaan sampah seperti Asia Medical Enviro Service pada Agustus 2023, akuisisi ARAH Environmental pada Desember 2023, dan teranyar akuisisi Sembcoorp Environment dan Sembcorp Enviro Facility pada Maret - Mei 2025.

Adapun, untuk TOBA sejauh ini fokusnya menjadi emiten pengelola sampah skala besar (kompetitor dengan skala lebih kecil ada di MHKI). Sehingga jika ada pembangkit listrik tenaga sampah bisa mengambil Supply dari bisnis TOBA tersebut.

Sejauh ini, kami belum menemukan rencana detail TOBA untuk bangun pembangkit listrik tenaga sampah.

Berbeda dengan TOBA, OASA sejak diakuisisi oleh Bobby Gafur pada 2021 memang berencana masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga sampah. Namun, hingga saat ini, proyek pembangkit listrik tenaga sampah OASA belum kelihatan batang hidungnya.

Dari keterangan yang ada, OASA memang memiliki 2 proyek terkait sampah. Seperti, proyek pengelolaan sampah di Cipeucang, Tangerang Selatan, dan Proyek Intermediate Treatment Faciltiy (ITF) di Jakarta Barat.

Proyek ITF di Jakarta Barat ini sudah dimunculkan pasca OASA diakuisisi Boby Gafur pada 2021. Namun, hingga detik ini, proyek tersebut belum dijalankan.

Jika merujuk ke data 2023, proyek ITF Jakarta Barat ini dihentikan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Alasannya, proyek itu memiliki biaya dan investasi yang tinggi. 

Story ini berpotensi terus muncul selama 1-3 tahun ke depan hingga realisasinya benar-benar berjalan atau tidak ada sama sekali.

Mau Belajar Cari Cuan Saham Sendiri Plus Bonus Dapat Diskusi Bersama Founder Mikirduit di Mikirsaham Pro?

Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.

Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Benefit Stockverse:

  • Video edukasi Lifetime
  • Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)

Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Manfaatkan Nilai Wajar instan saham Indonesia, AS dan bursa global lainnya dengan berlangganan InvestingPro! Manfaatkan pula fitur ProPicks AI untuk mendapatkan stock pick saham AS dan Indonesia (segera!) yang jauh mengungguli performa indeks acuan. Dapatkan diskon khusus InvestingPro dari MikirDuit sebesar 15%, [klik di sini]