5 Fakta Saham MERI, Perusahaan Edukasi Milik Motivator Merry Riana!

Perusahaan edukasi dan pengembangan diri milik motivator kondang Merry Riana, bakal segera IPO bulan Juni 2025. Dibelakang-nya ada konglomerat RI, Hermanto Tanoko, sayangnya valuasi kelewat mahal. Menarik dilirik saham-nya?

saham MERI

Mikirduit - Ada emiten yang bisnisnya unik dibidang edukasi dan pengembangan diri, namanya PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI). Saham-nya akan segera listing berbarengan COIN dan ASPR pada 9 Juli 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kira-kira gimana prospeknya? Check 5 fakta saham ini sebelum kalian beli.

Highlight
  • MERI akan IPO di papan pengembangan dengan menawarkan 266 juta saham baru, menargetkan dana hingga Rp39,99 miliar untuk ekspansi anak usaha
  • Branding Merry Riana menjadi kekuatan utama MERI, tapi ketergantungan tinggi pada figur tunggal ini menimbulkan risiko keberlanjutan bisnis
  • Meski profitabilitas di atas kertas kinclong, arus kas operasional negatif, pembagian dividen agresif, serta valuasi mahal menjadi catatan penting sebelum masuk saham ini.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Masuk Papan Pengembangan, MERI Tawarkan 266 Juta Saham Baru 

MERI sebanyak-banyaknya akan menerbitkan 266,66 juta lembar saham baru, setara 25 persen untuk publik dari modal yang disetor penuh perseroan setelah IPO. 

Sesuai aturan BEI, kalau jumlah lembar saham yang ditawarkan ke retail tak sampai 300 juta lembar, maka MERI akan listing dengan status masuk ke papan pengembangan. 

Adapun dari jumlah saham itu, sebanyak 5 persen dialokasikan untuk karyawan (ESA) setara 13,33 juta lembar saham.  

Periode book building untuk menentukan harga final penawaran IPO ini sudah berlangsung dari 24 - 26 Juni lalu, dari rentang harga Rp110 - Rp150 per lembar, sehingga untuk total dana segar yang bisa diraup mencapai Rp39,99 miliar. 

Adapun berikut untuk jadwal pelaksanaan IPO MERI : 

→ Penawaran umum : 2 - 7 Juli 2025 

→ Penjatahan efek : 7 Juli 2025 

→ Distribusi saham : 8 Juli 2025 

→ Listing hari pertama di BEI : 9 Juli 2025

Penggunaan Dana IPO 

IPO MERI ini akan membidik dana maksimal Rp39,99 miliar, dalam prospektusnya, dana tersebut akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan anak usaha. Rinciannya 65 persen untuk PT Merry Riana Edukasi Delapan dan 35 persen untuk PT Merry Riana Akademi Tujuh.

Setelah melantai di bursa, perseroan juga mempertimbangkan langkah ekspansi anorganik. Mengutip Investor Daily, Merry Riana menyampaikan bahwa perusahaan sedang mengevaluasi peluang akuisisi sejumlah entitas pendidikan lain sebagai bagian dari strategi memperkuat ekosistem bisnis MERI. 

Namun, Ia mengatakan bahwa rencana akuisisi ini tidak akan menggunakan dana hasil IPO, melainkan akan didanai dari kas internal perusahaan.

Ada Hermanto Tanoko Dibalik IPO MERI 

MERI dimiliki oleh PT Merry Riana Indonesia sebanyak 74,99 persen dan sisanya 25 persen dimiliki PT Tancorp Investama Mulia dan Christopher Tjenderasa 0,01 persen saham. Alva Christopher Tjenderasa dan Riana ditetapkan sebagai pengendali dari perseroan. 

Tancorp Investama Mulia inilah yang berhubungan dengan konglomerat Hermanto Tanoko. Berikut bisa dilihat secara lebih rinci dari struktur kepemilikan MERI : 

Sumber : Prospektus MERI

Menurut data terbaru dari Forbes, Hermanto Tanoko (bersama saudaranya Wijono) tercatat memiliki kekayaan sekitar USD$3,3 miliar, setara sekitar Rp50 triliun, menjadikannya peringkat 20 orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Indonesia’s 50 Richest yang dirilis pada Desember 2024. 

Dengan listing-nya MERI di BEI, ini akan menandai portolio ke-9 dari Tancorp. Sebelumnya, perusahaan investasi Hermanto ini telah membawa perusahaan lainnya melantai di bursa diantaranya Sariguna Primatirta (CLEO), Avia Avian (AVIA), dan Penta Valent (PEVE).

Melansir Investor Daily, Hermanto Tanoko mengungkapkan bahwa keputusannya berinvestasi di MEI dilatarbelakangi oleh ketertarikannya terhadap visi pendidikan non-formal yang diusung oleh Merry Riana. 

Ia melihat adanya peluang besar untuk memperkuat dampak bisnis tersebut melalui sinergi dengan ekosistem Tancorp, sehingga program-program edukasi Merry Riana bisa menjangkau khalayak yang lebih luas di seluruh Indonesia.

“Langkah ini merupakan bagian dari strategi Tancorp untuk berekspansi ke sektor pendidikan. Dengan dukungan jaringan kami, konten dan program dari Merry Riana bisa diadopsi lebih luas, termasuk ke berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya dalam webinar Indonesia Investment Education.

8 Checklist Pilih Saham IPO yang Cuan
Spekulasi masuk saham yang baru IPO bisa jadi salah satu cara dapat cuan cepat. Tapi risiko volatilitas masuk saham baru ini sangat tinggi. Jadi, gimana caranya deteksi saham IPO berpeluang cuan?

Branding Kuat, Tapi Bikin Ketergantungan 

MERI datang ke bursa dengan daya tarik yang cukup unik. Dibanding perusahaan edukasi lain yang fokus ke akademik atau keterampilan teknis, MERI bermain di ranah pengembangan diri dan motivasi, dan yang bikin menonjol tentu saja nama besar Merry Riana. 

Nggak bisa dipungkiri, branding Merry Riana jadi aset utama yang bikin orang tertarik, baik peserta programnya maupun investornya.

Tapi justru di sinilah letak tantangannya. Perusahaan ini benar-benar bergantung pada Merry Riana, nggak cuma sebagai ikon, tapi juga pengendali utama bisnis lewat entitas pribadi, PT Merry Riana Indonesia. Hampir semua lini usaha—dari seminar tatap muka, event, sampai platform digital—berporos pada keterlibatan langsung dari beliau. Bahkan banyak struktur biaya dan pemasok yang juga masih nyambung ke internal keluarga.

Artinya, meskipun statusnya sudah perusahaan publik, cara kerja dan kontrolnya masih mirip banget dengan perusahaan keluarga. Ini jadi risiko tersendiri. Kalau suatu hari Merry Riana nggak lagi aktif atau nama brand-nya mulai kehilangan daya tarik, ada kemungkinan kinerja bisnis juga ikut goyah. Buat investor, hal kayak gini penting banget untuk dicatat. Branding kuat memang nilai plus, tapi kalau terlalu bergantung sama satu orang, bisnis bisa jadi rawan kalau nggak ada rencana jangka panjang yang solid.

Profitabilitas Kinclong, Tapi Banyak yang Jadi Catatan… 

Menelisik lebih jauh, di atas kertas kinerja profitabilitas MERI terlihat impresif, tapi ada banyak catatan, terutama untuk arus kas, bagi hasil dengan founder, pembagian dividen terlalu agresif, sampai valuasi yang kelewat mahal. 

Merujuk data prospektus, pada 2024 pendapatan MERI melonjak 30 persen secara tahunan (yoy). Margin juga ciamik, di mana GPM mencapai 63,6 persen, NPM 25,9 persen, dan ROE juga menyentuh 78,9 persen. Selain itu, perusahaan tidak memiliki utang berbunga dan memiliki rasio lancar yang kuat di 3,34 kali. 

Dari sisi itu, perusahaan kelihatan sehat dan tumbuh-nya luar biasa. Tapi kalau dicermati ada beberapa catatan terutama di arus kas-nya. 

Pertama, kita pahami dulu kalau MERI itu bisnisnya jualan edukasi dan motivasi. Jadi, pelanggan sudah bayar jasa di awal dan ini masuk ke arus kas operasional dicatat sebagai  uang tunai dari pelanggan yang diterima. 

Pada 2024, pos itu tercatat masuk Rp33,39 miliar, tetapi penadapatan yang diakui lebih banyak mencapai Rp35,82 miliar. Dari sini muncul kewajiban “pendapatan diterima di muka” sebesar Rp9,45 miliar, atau sekitar 26% dari total pendapatan. Nilai itu juga setara 71% dari total liabilitas. 

Artinya, sebagian besar kas yang terlihat sebenarnya belum bisa dianggap sebagai pendapatan final.

Namun, jika dicermati lebih dalam, arus kas operasional menunjukkan gambaran berbeda. Kas masuk dari operasional hanya Rp10,11 miliar, jauh di bawah total pengeluaran kas untuk gaji dan pemasok sebesar Rp23,6 miliar. Ini menunjukkan kalau aktivitas inti perusahaan belum cukup menghasilkan kas untuk menutupi beban rutin, ini bisa jadi indikasi potensi masalah likuiditas ke depan. Bahkan, rasio outflow terhadap kas operasional mencapai 2,33 kali, 

Catatan kedua datang dari beban terbesar di COGS adalah pembagian pendapatan (revenue-sharing) ke pihak founder pendiri, yakni PT Merry Riana Indonesia dan Merry Riana, otalnya Rp4,26 miliar atau sekitar 32,6% dari seluruh COGS. 

Ketiga, ada catatan juga dari pembagian dividen yang dinilai terlalu agresif senilai Rp13,66 miliar pada 2024. Nilai ini bahkan lebih dari jumlah laba yang didapatkan pada tahun itu sebesar Rp2,84 miliar, bahkan melampaui arus kas operasional-nya sekitar Rp10 miliar. 

Hal Ini membuat pertanyaan muncul “dividen ini dibagikan dengan menambah arus kas dari mana? apakah dari pembayaran jasa oleh pelanggan yang “sebenernya” belum bisa dianggap sebagai pendapatan?” 

Catatan penting juga, dari laporan keuangan MERI sepanjang 2024 lalu sempat dikoreksi sampai 15 kali, termasuk ada koreksi atas klasifikasi pendapatan, beban, dan transaksi afiliasi. Komite audit anak usaha juga baru aktif pada Februari 2025. 

Terakhir untuk valuasi juga kelewat mahal. Kami menghitung dari dana IPO yang dibidik maksimal sebesar Rp39,99 miliar, sementara ekuitas sebenarnya hanya Rp11,77 miliar. 

Dibandingkan dengan harga yang ditawarkan di kisaran Rp110 - Rp150 per lembar, akan menghasillkan Price to Book Value (PBV) di rentang 7,47 - 10,19 kali. Valuasi ini kelewat mahal, kalau dibandingkan peers-nya yang rata-rata PBV di bawah satu kali.

Namun, perlu dicatat juga, kompetitornya mayoritas masih di papan akseleraasi, sementara MERI ini menawarkan breanding kuat dan bisa dibilang market leader untuk edukasi dan motivasi anak-anak dan remaja. 

Sumber : Stockbit, 26 Juni 2025

So, menurutmu menarik buat masuk saham IPO MERI atau minggir dulu?

Mau Tau Pilihan Prioritas IPO yang Tepat, Yuk Join Mikirsaham Sekarang Juga

Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini