5 Fakta IPO Saham EMAS yang Wajib Kamu Ketahui
Anak usaha MDKA resmi IPO. Dengan penjamin emisi yang memiliki track record menarik, bagaimana prospek saham EMAS? Kami berikan 5 fakta yang wajib kamu ketahui

Mikirduit – Akhirnya, anak usaha MDKA mengumumkan rencana IPO dengan kode saham EMAS.Lalu, bagaimana prospek saham EMAS ini? berikut kami rangkum 5 fakta tentang IPO saham EMAS yang wajib kamu ketahui.
Highlight
- IPO EMAS menawarkan 10% saham baru dengan harga Rp1.800–Rp3.200 per saham untuk menghimpun dana maksimal Rp4,88 triliun, mayoritas dipakai membayar utang ke MDKA.
- Sama seperti IPO MDKA, EMAS melantai saat bisnis tambangnya belum beroperasi komersial sehingga masih merugi dan diperkirakan baru berproduksi awal 2026.
- Prospek dividen EMAS sulit dalam 1–2 tahun ke depan karena akumulasi rugi, sementara adanya pemegang saham pre-IPO di bawah 5% berpotensi menambah tekanan supply saham di pasar.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Pertama, Detail IPO Saham EMAS
EMAS melakukan IPO dengan menerbitkan 10 persen saham baru dengan jumlah 1,61 miliar lembar saham. Harga IPO yang ditawarkan dalam rentang Rp1.800 hingga Rp3.200 per saham. Dengan begitu, total dana yang didapatkan paling banyak sekitar Rp4,88 triliun.
Mayoritas dana IPO senilai Rp4,28 triliun akan digunakan untuk bayar utang usaha ke MDKA senilai Rp4,28 triliun. Lalu, sekitar Rp328 miliar digunakan untuk penyetoran modal ke PT Pani Bersama Tambang sebagai modal kerja, serta Rp328 miliar lainnya untuk pinjaman ke PT Puncak Emas Tani Sejahtera sebagai modal kerja.
EMAS menggunakan jasa tiga penjamin emisi dalam IPO-nya, yakni Indopremier, Trimegah Sekuritas, dan Sinarmas Sekuritas.
Kedua, Historis Kinerja IPO Grup MDKA
MDKA melakukan IPO pada 2015. Kala itu, MDKA menerbitkan 419 juta lembar saham baru dengan rentang harga book building di Rp1.800 hingga Rp2.100 per saham. Hasilnya, harga IPO MDKA sekitar Rp2.000 per saham. Sehingga total dana yang didapatkan sekitar Rp839 miliar.
Skema IPO MDKA juga bersamaan dengan mandatory convertible bond Emperor senilai 70 juta dolar AS yang diterbitkan Februari 2014, serta mandatory convertible bond Willis senilai 10 juta dolar AS. Total, kedua mandatory convertible bond itu setara dengan hampir 900 juta lembar saham MDKA.
Saat itu, penjamin emisi MDKA antara lain Indopremier dan Bahana.
Sama seperti EMAS, MDKA IPO dalam kondisi tambangnya belum beroperasi komersial. Sehingga kala itu posisinya masih merugi 385.835 dolar AS.
Saat listing hari pertama, pada 19 Juni 2015, harga saham MDKA hanya sempat naik intraday, tapi setelahnya ditutup susut dengan candle merah. Catatannya, kala itu belum ada IPO sehingga partisipasi ritel juga cenderung rendah.
Emiten kedua di Grup MDKA yang listing adalah MBMA pada 2023. MBMA listing dengan melepas 11 miliar lembar saham baru ke publik yang setara dengan 10,24 persen. Rentang harga IPO yang ditawarkan MBMA sekitar Rp780 hingga Rp795 per saham. Hasilnya, harga IPO ditawarkan dengan harga tertinggi Rp795 per saham. Dengan begitu, total dana yang didapatkan sekitar Rp9,61 triliun.
Penjamin emisi IPO MBMA saat itu ada Indopremier, Trimegah, UBS, dan Macquire.
Hampir mirip dengan MDKA, MBMA IPO setelah baru 1 tahun beroperasi pada 2022. Setelahnya, emiten ini langsung IPO.
Saat listing hari pertama, MBMA sempat naik 20 persen hingga tembus Rp900 per saham, tapi ditutup susut di Rp885 per saham. Setelah itu, harga saham MBMA cenderung menurun.
Alasan terkuat beratnya harga saham MBMA adalah karena lembar saham yang diterbitkan cukup banyak. Serta, komposisi kepemilikan MBMA cukup banyak, beberapa bahkan di bawah 5 persen. Total porsi kepemilikan saham di bawah 5 persen sebelum IPO hampir mencapai 17 persen. Apalagi, tidak ada ketentuan lock up terhadap pemegang saham di bawah 5 persen tersebut. Kini, porsi publik MDKA tembus 34,91 persen dari IPO sekitar 10,24 persen.

Ketiga, Bisnis EMAS Belum Beroperasi Komersial
Dari segi perkembangan bisnis, EMAS belum menjalankan operasional tambang emasnya. Sehingga sepanjang 2025 belum ada pendapatan, sedangkan pendapatan di 2024 berasal dari penyewaan alat berat. Hingga 31 Maret 2025, EMAS masih mengalami kerugian 9,21 juta dolar AS.
Menurut prospektus IPO-nya, Puncak Emas Tani Sejahtera sudah mengoperasikan tambang, tapi belum sampai tahap operasi komersial (atau belum menjual hasil tambangnya). Hal itu disebabkan, EMAS lagi menyelesaikan pembangunan infrastruktur tambang.
Terakhir, progres pembangunan sudah mencapai 50 persen per 30 Juni 2025, targetnya diselesaikan pada Oktober 2025.
Nantinya, operasi komersial akan dilakukan pada awal 2026. Dalam operasi komersial itu, EMAS butuh dana 246 juta dolar AS untuk pengembangan tambang terbuka dan operasi pengolahan heap leach.
Keempat, EMAS Sulit Bagi Dividen Dalam 1-2 Tahun ke Depan
Dengan kondisi bisnis yang baru mulai beroperasi awal tahun 2026, EMAS masih mengalami kerugian hingga saat ini. Apalagi, ada akumulasi kerugian sekitar 43 juta dolar AS sehingga akan cukup sulit untuk EMAS membagikan dividen dalam periode 1-2 tahun ke depan.
Apalagi, secara rekam jejak, saham Grup MDKA memang tidak pernah membagikan dividen.
Kelima, Ada Pemegang Saham Pre-IPO di Bawah 5 Persen di Saham EMAS
Ada 8 pihak yang memiliki kepemilikan di bawah 5 persen di saham EMAS. Total kepemilikan para shareholder pre-ipo di bawah 5 persen itu mencapai 10 persen. Sehingga jika mereka melepas ke publik bisa membuat Supply free float EMAS meningkat.
Ke-8 pihak yang memegang saham EMAS sebelum IPO dengan porsi di bawah 5 persen antara lain, PT Elias Aldana Manajemen sebesar 0,89 persen, PT Unitras Kapital Indonesia dengan kepemilikan 1,95 persen, PT Nugraha Eka Kencana sebesar 1,33 persen, Hardi Wijaya Liong sebesar 3,93 persen, Santoso Kartono sebesar 1,24 persen, Sakit Wahyu Trenggono sebesar 0,53 persen, Edi Permadi sebesar 1,33 persen, dan Koperasi Unit Desa Dharma Tani sebesar 0,5 persen.
Kondisi serupa juga terjadi di saham MDKA dan MBMA yang memiliki struktur kepemilikan kompleks, dengan porsi pemegang saham di bawah 5 persen sebelum IPO yang cukup banyak.
Jadi, Bagaimana Strategi IPO ke Saham EMAS?
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Strategi untuk saham IPO
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini