4 Saham yang Lagi Ekspansi Bisnis Terkait LNG, Begini Prospeknya

Ada 4 saham yang lagi ekspansi di bisnis LNG. Kira-kira, seberapa menarik prospek saham yang ekspansi ke LNG? simak selengkapnya di sini

saham LNG

Mikirduit – Beberapa emiten fokus pengembangan bisnis LNG selaras dengan kenaikan permintaan dari PLN. Jika di-rata-rata, PLN diproyeksikan bisa mencatatkan kenaikan kebutuhan LNG mulai dari 12-14 persen per tahun. Di sisi lain, kami mencatat ada 4 saham yang lagi melebarkan sayap di bisnis LNG.

Highlight
  • Permintaan LNG domestik meningkat signifikan seiring proyeksi kenaikan kebutuhan PLN sebesar 12–14% per tahun dan kebijakan pemerintah yang mengalihkan alokasi ekspor menjadi untuk kebutuhan dalam negeri.
  • Empat emiten utama — PGAS, RAJA, GTSI, dan CGAS — tengah agresif berekspansi di bisnis LNG, mulai dari pembangunan terminal, akuisisi kapal, hingga proyek plant dan fasilitas regasifikasi baru.
  • Potensi pertumbuhan kinerja keempat emiten tersebut akan ditopang peningkatan utilisasi dan kapasitas infrastruktur LNG, meski tantangan seperti kenaikan beban pokok dan lamanya realisasi proyek tetap membayangi.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Dengan kebutuhan LNG domestik yang meningkat, pemerintah Indonesia juga mengalihkan kebutuhan LNG untuk ekspor menjadi domestik dalam negeri. Perubahan kebijakan itu disebut bisa mendorong harga beli LNG meninigkat.

Menurut Ketua Indonesia Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof mengatakan, pembelian harga bisa lebih tinggi karena adanya pengalihan kargo dan spot. Pembelian juga dilakukan dengan harga ekspor.

Kebutuhan LNG meningkat seiring turunnya produksi dari gas pipa. Padahal, dalam target pembangkit gas di RUPTL 2025-2035 bisa mencapai 10,3 GW.

Dalam kondisi ini, Indonesia berpotensi melakukan impor LNG untuk memenuhi kenaikan permintaan domestik. Di saat yang sama, dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, Indonesia disebut sepakat mengimpor produk energi AS senilai 15 miliar dolar AS mencakup minyak mentah, LNG, batu bara metalurgi, dan lainnya. 

Selaras dengan kebutuhan itu, kami mencatat ada 4 saham yang lagi ekspansi cukup besar ke sektor LNG.

Saham PGAS

PGAS tengah meningkatkan utilisasi LNG di tengah terbatasnya pasokan gas bumi melalui pipa. Tren penjualan LNG PGAS terus meningkat dari 3 kargo pada 2024 menjadi tembus 5 kargo di semester I/2025.

Di sisi lain, PGAS juga lagi melakukan revitalisasi tangki LNG Arun F-6004. Sampai Juni 2025, pembangunan telah mencapai 81,1 persen untuk tangki dan 94 persen untuk fasilitas pendukungnya. Proyek tersebut diharapkan mencapai tahap commisioning pada akhir 2025.

Secara teknis, FSRU Arun bisa menambah pendapatan dari PGAS. Nantinya, ada potensi kenaikan utilisasi terminal LNG hingga 25 persen dari kapasitas terakhir. Hanya saja, kami tidak menemukan potensi angka secara detail.

Di sisi lain, harapannya kinerja PGAS di 2026 juga membaik. Hingga semester I/2025, segmen pendapatan niaga gas perseroan tumbuh 13 persen secara tahunan seiring dengan meningkatnya serapan regasifikasi LNG dari pelanggan non-HGBT.

Sayangnya, beban pokok pendapatan bisnis LNG trading-nya PGAS mencatatkan kenaikan sebesar 13 persen. Hal itu malah memicu tekanan terhadap kinerja laba bersih PGAS.

Saham RAJA

RAJA memiliki beberapa rencana ekspansi ke sektor LNG seperti:

Pertama, perseroan lagi dalam tahap uji tuntas untuk mengakuisisi dua perusahaan pelayaran. Kedua perusahaan pelayaran itu secara total memiliki aset Liquified Natural Gas Carrier (LNGC) dan satu unit Very Large Gas Carrier (VLGC).

Kedua, RAJA bersama mitra disebut tengah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan LNG terminal di daerah Banten. Saat ini, tengah memfinalisasi lingkup investasi serta skema komersial dan proses perizinan.

Ketiga, RAJA sedang mempersiapkan proyek LNG plant di Kalimantan. Tahapannya baru sampai persiapan pengadaan lahan, finalisasi perjanjian jual-beli gas, hingga permohonan alokasi gas serta kajian bankable feasibility study. Untuk proyek ini masih dalam tahap awal banget, jadi realisasinya mungkin masih cukup lama.

Danantara Mau Proses Spin-off BRIS, Begini Hitungan Nasib BMRI
Danantara dikabarkan bakal mau proses spin-off BRIS dari BMRI di akhir tahun ini. Lalu, bagaimana hitungan nasib BMRI pasca melepas BRIS nanti? simak selengkapnya di sini

Saham GTSI

GTSI tengah berencana membeli 1 kapal LNG/C Tanker bekas yang dibuat pada 2006. Nilai transaksi 1 kapal itu senilai 24,5 juta dolar AS atau setara Rp407 miliar. Adapun, modal untuk pembelian kapal itu akan diambil dari sisa dana IPO senilai Rp123 miliar, serta cash internal sekitar Rp282 miliar.

Dengan transaksi ini, GTSI secara total akan memiliki 4 kapal yang dimiliki. Sebelumnya, sudah ada 3 kapal, yakni Ekaputra I dengan kapasitas 136.000 cbm, Triputra dengan kapasitas 22.500 cbm, dan FSRU Jawa Satu dengan kapasitas 170.000 cbm. Kapal bekas yang dibeli GTSI memiliki kapasitas 145.000 cbm. 

Selain kapal yang langsung dimiliki perseroan, GTSI juga memanfaatkan kapal LNG Surya Aki yang dimiliki induk usahanya, yakni HUMI dengan kapasitas 19.500 cbm.

GTSI memang berencana melakukan diversifikasi usaha dari hulu ke hilir dan masuk rantai bisnis LNG mulai dari transporter, trading LNG, dan bisnis lainnya.

💡
Dapatkan Tools Analisis Saham Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Saham CGAS

CGAS menjadi salah satu emiten yang lagi proses pembangunan terminal LNG di Tanjung Pakis, Karawang. Proyek LNG di Karawang ini memiliki kapasitas produksi hingga 1,5 juta CFD dengan sumber gas dari Galian 1 - Sumur Gas Marjinal yang dikelola Pertamina EP. Fasilitas tersebut beroperasi pada kuartal IV/2026.

Terminal LNG ini akan menjadi sumber pendapatan baru perseroan. Selain itu, CGAS lebih fokus di bisnis compressed natural gas (CNG). Terbaru, CGAS baru saja meresmikan CNG di Gresik dengan kapasitas 20 juta CFD per tahun. Dari proyek tersebut, CGAS berpotensi mendapatkan tambahan pendapatan hingga Rp150 miliar. Jika diasumsikan pendapatan itu mulai tercatat 5 bulan ke depan, CGAS bisa dapat tambahan sekitar Rp62 miliar.

Angka Rp62 miliar ini cukup signifikan. Jika terealisasi 60 persennya bisa mendorong pertumbuhan kinerja CGAS pada 2025 bisa menarik. Apalagi, ada tambahan potensi pendapatan di 2026 yang membuat momentum saham CGAS berlanjut di tahun selanjutnya.

Kami Sudah Buatkan Strategi Investasi Saham Di Keempat Saham yang Lagi Ekspansi Bisnis LNG di Mikirsaham.com, Join Segera!

Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.

Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Benefit Stockverse:

  • Video edukasi Lifetime
  • Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)

Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini