3 Saham Rugi, Tapi Harganya Meroket, Lebih Moncer dari Saham Bluechip?

Dalam 2 tahun terakhir, saham dengan fundamental yang tidak terlalu wonderful, bahkan masih rugi, mampu mencatatkan kenaikan harga lebih menarik daripada saham fundamental. Apakah, strategi beli saham rugi untuk cuan besar dari gain lebih bagus? simak ulasannya di sini

saham rugi tapi harganya naik

Mikirduit – Dalam 2 tahun terakhir, tren saham bluechip atau fundamental bagus terkesan terpinggirkan, serta saham yang merugi justru beberapa menanjak. Lalu, apakah saat ini saatnya pilih saham yang rugi atau tetap berburu saham fundamental bagus yang menarik?

Highlight
  • Dalam dua tahun terakhir, saham blue chip kehilangan pamor karena perlambatan ekonomi, sementara saham-saham yang rugi justru banyak naik tajam berkat momentum tertentu.
  • Saham TOBA, SSIA, dan AMMN naik signifikan meski merugi, didorong sentimen seperti akuisisi strategis, ekspansi, atau aksi buyback yang memicu harapan perbaikan kinerja ke depan.
  • Meski saham momentum menarik, investor tetap harus menentukan harga masuk yang tepat dan sabar, karena kejar harga tanpa perhitungan justru berisiko rugi.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Secara umum, saham fundamental bagus kehilangan tenaga disebabkan beberapa faktor seperti:

  • Kinerja keuangan melambat selaras dengan perlambatan kondisi ekonomi
  • Dengan kondisi ekonomi yang melambat dan risiko ekonomi secara global, investor asing yang biasanya meramaikan transaksi di saham bluechip sedikit mengurangi porsi di saham Indonesia

Dengan fakta tersebut, saham-saham bluechip pun kehilangan pamor dibandingkan dengan saham-saham yang lagi merugi. Lalu, apa saja saham merugi yang tiba-tiba pamornya melesat?

Saham TOBA

Saham TOBA sempat naik 129 persen dalam periode April-Juni 2025. Padahal, kinerja kuartal I/2025, saham TOBA merugi Rp982 miliar dengan kondisi pendapatan turun 43 persen. Lalu, apa yang membuat saham TOBA diburu?

Ada beberapa sentimen terkait saham TOBA selama periode kenaikan tersebut.

Pertama, Kami menduga aset Sembcorp Environtment (SEPL) sudah masuk ke TOBA. Hal itu terlihat dari kenaikan pendapatan pengelolaan limbah TOBA yang naik 194 persen menjadi 9,48 juta dolar AS. Muncul ekspektasi kinerja TOBA bisa menjadi menarik karena mereka memang mau fokus di pengelolaan limbah.

Investor Relation TOBA Gita Sjahrir dalam public expose menjelaskan perseroan telah memiliki 3 aset yang terkait pengelolaan limbah, dari Sembcorp Enviroment (SEPL) di Singapura, Asia Medical Enviro Services (AMES) di Singapura, dan ARAH Environmental di Indonesia.

Kedua, TOBA merilis beberapa informasi terkait pihaknya yang berpotensi ikut ekspor listrik ke Singapura pada Juni 2025. Manajemen mengungkapkan TOBA menjadi salah satu perusahaan yang mendapatkan persetujuan ekspor listrik rendah karbon ke Singapura bersama Medco, Pacific Light, Gallant Venture (Grup Salim), dan Adaro Green. Kelima perusahaan termasuk TOBA disebut sudah menyelesaikan studi kelayakan. 

TOBA akan berkontribusi dengan membangun PLTS terapung di Waduk Tembesi BP Batam dengan kapasitas 46 MWp.  

Ketiga, TOBA yang sempat digawangi oleh Pandu Sjahrir sering terseret sebagai emiten yang berpotensi mendapatkan dana investasi dari Danantara. Namun, sejauh ini belum ada fakta yang terjadi. Adapun, jika Danantara berinvestasi bersifat direct investment ke salah satu proyek pengelolaan limbah atau energi baru terbarukan yang digarap emiten tersebut. Sehingga masuknya ke proyek bukan ke sahamnya. Apalagi, Danantara baru saja mendapatkan dana dari ACWA Power dengan fokus untuk pengembangan energi baru terbarukan.

Momentum selanjutnya bagi TOBA adalah jika ada potensi turnaround kinerja keuangan dari berbagai ekspansi yang dilakukan, serta setelah divestasi pembangkit listrik tenaga uap yang dimilikinya. 

Saham SSIA

Saham SSIA juga mencatatkan kenaikan yang cukup agresif dalam periode Mei hingga Juli 2025 sebesar 126 persen. Padahal, seperti TOBA, kinerja SSIA per kuartal I/2025 lagi merugi Rp22 miliar. Dengan tren pendapatan yang stagnan di angka Rp1,06 triliun.

Kenaikan saham SSIA ini selaras dengan beberapa fakta pendukung seperti:

Pertama, kenaikan saham SSIA dari Mei hingga awal Juli 2025 selaras dengan kabar secara resmi grup Djarum masuk ke saham tersebut dengan kepemilikan 5,24 persen via PT Dwimuria Investama. Dengan transaksi terjadi pada 4 Juli 2025, harga beli Grup Djarum berkisar Rp1700 - Rp1780 per saham. 

Sebelumnya, Grup Djarum sempat mengakuisisi anak usaha SSIA, yakni PT  Suryacipta Swadaya Rp3,1 triliun pada awal 2024.

Kedua, SSIA menganggarkan belanja modal jumbo senilai Rp3,6 triliun untuk 2025. Nilai belanja modal itu jauh lebih besar dibandingkan dengan 2024 yang sektiar Rp1,3 triliun.

Nantinya, belanja modal jumbo itu mayoritas Rp2,4 triliun untuk pengembangan kawasan industri, sedangkan Rp1,1 triliun untuk proyek renovasi hotel Melia Bali.

Nantinya, dari total dana Rp2,4 triliun untuk kawasan industri, 30 persen digunakan untuk akuisisi lahan, sedangkan sisanya pengembangan lahan. 

Salah satu momentum besar dari kawasan industri yang dikelola SSIA di Subang adalah rampungnya pabrik BYD pada akhir 2025.

Strategi Investasi Saat Market Sepi, Berikut 6 Pilihan Saham Diskon
Sepekan terakhir, pasar saham cukup sepi. Saham-saham big caps juga tumbang, termasuk 4 saham big bank. Lalu, bagaimana strategi investasi saham saat ini?

Saham AMMN

Saham AMMN naik sekitar 34 persen sepanang April hingga 9 Juli 2025. Kenaikan harga saham AMMN memang tidak seagresif TOBA maupun SSIA, tapi tren kenaikan harga saham itu terjadi saat kinerja keuangan kuartal I/2025 AMMN mencatatkan kerugian Rp2,27 triliun. Dengan kondisi pendapatan AMMN turun drastis hanya tersisa Rp35 miliar.

Adapun, kinerja AMMN menurun karena perseroan tengah fokus memproduksi produk hasil smelter baru yang sudah beroperasi sejak akhir 2024. Dengan target produk awal katoda tembaga. Sehingga AMMN sudah tidak lagi ekspor bijih tembaga lagi seperti sebelumnya. Hal itu membuat kinerja AMMN turun signifikan.

Di sisi lain, jika produksi katoda tembaga sudah berjalan lebih lancar bisa membuat pendapatan AMMN akan mengalami normalisasi mulai kuartal II/2025, meski belum tentu langsung turnaround. 

Ekspektasi kami, turnaround AMMN akan berjalan per kuartal I/2026. Sementara, dalam periode saat ini, kinerja AMMN akan menggerus laba bersih yang cukup besar pada kuartal I/2025.

Selain itu, harga saham AMMN juga terdorong oleh aksi buyback yang dilakukan pada 5-6 Mei 2025. Pada periode tersebut, AMMN menggelontorkan dana RP1,6 triliun dengan harga rata-rata sekitar Rp7.043 sampai Rp7.303 per saham.

Kesimpulan

Jadi, apakah saham yang lagi rugi dan punya momentum ini akan menjadi pilihan paling tepat ketimbang saham blue chip dengan fundamental bagus? jawabannya belum tentu.

Saham dengan momentum seperti TOBA, SSIA, dan AMMN menarik, tapi jika ingin cuan harus sabar menunggu saat harganya kembali koreksi, sedangkan saham blue chip yang sekarang terpuruk juga menarik karena dari segi valuasi sudah terdiskon. Saat nanti kondisi ekonomi membaik dan investor asing mulai masuk, saham-saham tersebut bisa kembali terangkat optimal.

Sehingga yang paling penting adalah menentukan berapa harga masuk ke saham-saham tersebut, serta sabar menunggu harga saham tersebut berada di posisi yang lebih baik. 

Lalu, kalau kelamaan sabar dan keburu sahamnya naik gimana? nah, sabar menunggu adalah manajemen risiko. Jika nekat kejar harga belum tentu cuan, tapi bisa jadi malah merugi.

Di sisi lain, masuk ke saham yang lagi merugi secara fundamental memiliki risiko lainnya, yakni melawan ketidakpastian. Kita tidak bisa mengukur lebih detail kapan harganya turun kecuali dengan data-data lagging dari teknikal maupun bandarmology.

Untuk itu, kamu bisa pilih kehilangan peluang ketinggalan harga dengan risiko rugi, atau sabar tapi ada risiko ketinggalan harga saja dengan peluang yang mungkin terbuka dari saham lainnya?

Kami Sudah Pilihkan 32 Saham Value Investing untuk Juli 2025

Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini