3 Saham Gagal Multibagger Karena Suspensi dan Papan Notasi Khusus

Ada 3 saham yang gagal multibagger karena BEI terlalu posesif sehingga membuat gerak pasar saat periode market bearish ini menjadi kurang menarik. Berikut ini 3 sahamnya

3 Saham Gagal Multibagger Karena Suspensi dan Papan Notasi Khusus

Mikirduit – Full call auction di papan notasi khusus masih menjadi momok yang menakutkan bagi investor dan trader lokal. Pasalnya, status masuk papan notasi khusus dan diperdagangkan dengan full call auction membuat saham yang menarik karena ada aksi korporasi hingga masuk indeks global jadi tidak mendapatkan supply dan demand sesuai permintaan pasar. Hasilnya, bukannya naik, saham-saham ini malah turun. Berikut nasib 3 saham yang gagal meroket karena papan notasi khusus dan full call auction.

Sebelum itu, kami akan mejelaskan apa sih papan notasi khusus ini? Jadi, papan notasi khusus ini adalah tempat emiten yang mendapatkan perhatian lebih karena berbagai aktivitas mulai dari masalah hukum, keuangan, hingga aktivitas pergerakan harga yang dianggap tidak wajar. 

Ada 11 syarat yang jika memenuhi salah satunya, sebuah saham bisa masuk ke papan notasi khusus, yakni:

Pertama, Harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di pasar reguler kurang dari Rp51 per saham alias tidur di level gocap. 

Kedua, laporan keuangan auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapatan. 

Ketiga, tidak membukukan pendapatan atau terdapat perubahan pendapatan pada laporan keuangan audit dan interim dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya. 

Keempat, perusahaan tercatat di sektor tambang minerba atau induk dari perusahaan tambang yang belum memperoleh pendapatan dari core bisnis-nya hingga tahun buku ke-4 sejak tercatat di bursa. 

Kelima, memiliki ekuitas negatif dalam laporan keuangan terakhir. 

Keenam, tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di bursa terkait ketentuan saham free float, jumlah porsi saham yang bisa diperdagangkan publik. 

Ketujuh, memiliki likuiditas rendah dengan kriteria rata-rata harian nilai transaksi kurang dari Rp5 juta dan rata-rata harian volume transaksi kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan di pasar reguler. 

Kedelapan, perusahaan mengalami PKPU, Pailit, dan pembatalan perdamaian. 

Kesembilan, anak usaha yang kontribusi pendapatannya material terhadap perusahaan tercatat dalam kondisi PKPU, Pailit, dan pembatalan perdamaian. 

Kesepuluh, Dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari 1 hari bursa disebabkan oleh aktivitas perdagangan. 

Kesebelas, kondisi lain yang ditetapkan oleh bursa setelah memperoleh persetujuan atau perintah otoritas Jasa Keuangan. 

Jika masuk papan notasi khusus, saham akan diperdagangkan dengan cara full call auction, skema perdagangan yang hanya bisa transaksi jual-beli di waktu tertentu serta bid-offer juga disembunyikan. Sehingga, trader dan investor tidak bisa menganalisis dan menentukan masuk di harga berapa. Hanya bisa berpatokan terhadap nilai IEP (Indicative Equilibrium Price). 

Lalu, apa saja 3 saham yang harusnya naik, tapi batal naik gara-gara masuk papan notasi khusus?

Saham FORU

FORU adalah emiten terkait di bidang agensi komunikasi dari humas, periklanan, produksi digital, dan media. Saham FORU sempat meroket sejak Januari 2024 hingga Februari 2024 setelah ada kabar emiten ini diakuisisi. Total kenaikan harga saham dalam sebulan mencapai 400-an persen. 

Namun, saham ini sudah dua kali disuspensi sejak kenaikan pertama pada Januari 2024. Sampai terakhir, FORU disuspensi pada 28 Februari 2024 sampai saat ini. 

Sebenarnya, kenaikan emiten milik Peter Sondakh ini selaras dengan aksi korporasi. 77,7 persen saham FORU milik PT Karya Citra Prima (entitas Peter Sondakh) dilego ke IMR Asia Holding Pte Ltd senilai Rp45,29 miliar. Dengan begitu, total harga pembelian senilai Rp125 per saham. 

Menariknya, harga pembelian itu di bawah harga pasar terakhir di 28 Februari 2024 senilai Rp810 per saham maupun sebelum kenaikan signifikan pada Januari 2024 yang bergerak di Rp130-an per saham.  

IMR sendiri adalah perusahaan yang memiliki bisnis investasi dan tidak punya afiliasi dengan Peter Sondakh. 

Sebenarnya, FORU belum masuk ke papan notasi khusus. Namun, jika suspensi telah dibuka, jelas FORU bakal langsung terdaftar di papan notasi khusus. 

Saham KARW

Saham KARW juga mengalami hal serupa seperti FORU. Saham KARW mencatatkan kenaikan signifikan setelah pengendaliannya diambil alih oleh Meratus Line, perusahaan perkapalan dan logistik. Harga saham KARW meroket sejak akhir Januari 2024 sampai 21 Maret 2024 sebesar 545 persen. 

Seperti FORU, saham KARW juga sudah mengalami suspensi 2 kali, setelah suspensi dibuka masih lanjut naik. Setelah itu kembali disuspensi sampai saat ini. KARW juga belum masuk notasi khusus, tapi ketika suspensi dibuka, KARW bakal otomatis masuk papan notasi khusus karena disuspensi lebih dari 1 hari. 

Kenaikan harga saham KARW juga memiliki alasan kuat, yakni Meratus Lain perusahaan logistik di Indonesia mengakuisisi KARW dari pengendalinya ICTSI Far East Pte. Ltd. dengan harga Rp66 per saham atau total senilai Rp31 miliar. 

Jika mengacu ke harga saham KARW sebelum kenaikan signifikan, pembelian KARW oleh Meratus Line ini di atas harga pasar yang saat itu berada di kisaran Rp50-an per saham. Namun, setelah kabar aksi akuisisi itu tersiar, harga saham KARW melejit ke Rp334 per saham. 

Aksi akuisisi KARW oleh anak usaha Meratus Line ini menarik, apalagi status Meratus Line sebagai perusahaan logistik, termasuk pengurusan pengiriman peti kemas terkemuka. Market share Meratus Line secara global di segmen perusahaan pengapalan peti kemas sebesar 0,1 persen, hanya kalah dari SMDR yang sebesar 0,2 persen.

KARW, Saham Lima Bagger yang Digembok BEI
Saham KARW sudah naik 5 bagger karena ada pergantian pengendali, sayangnya posisi ekuitas negatif saat masih jadi emiten tekstil dan lonjakan harga karena ada aksi korproasi membuat saham ini digembok dan terancam masuk papan notasi khusus. Gimana prospeknya?

Saham BREN

Teranyar, saham BREN, pemimpin pasar panas bumi di Indonesia, dan juga sempat berstatus saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI, masuk papan notasi khusus setelah disuspensi lebih dari 1 hari. 

Sejak April 2024, saham BREN memang mencatatkan kenaikan 110 persen hingga akhirnya kena suspensi pada 22 Mei 2024. 

Adapun, kenaikan harga saham BREN meningkat drastis pada akhir Maret 2024 hingga awal April karena perseroan masuk ke dalam saham S&P Global Clean Energi Indeks dan iShares Clean Energi pada 19 April 2024. Masuknya saham perseroan ke sana membuat daya beli meningkat, apalagi porsi publik perorangan dan non-pengendali sangat kecil. 

Lalu, sebelum BREN disuspensi pada 22 Mei 2024 kemarin, perseroan masuk ke dalam indeks FTSE kategori large cap. Sayangnya, karena saham perseroan masuk ke notasi khusus, FTSE membatalkan keputusan tersebut.

Dengan keputusan itu, flow asing berpotensi berpindah dari harusnya ke BREN ke saham banking big caps untuk penyesuaian bobot. Padahal, secara teoritis, harusnya saham BREN bisa lanjut naik dan ada potensi net buy asing hingga tanggal efektif. Namun, rencana itu tertunda karena BREN masuk papan notasi khusus.

Kesimpulan

Apakah investor terlindungi dengan adanya kebijakan papan notasi khusus ini? jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Investor yang belum masuk ke salah satu saham tersebut jelas akan terlindungi masuk di harga tinggi secara anomali. Namun, bagi investor yang terlanjur masuk ke saham tersebut jelas jadi tidak terlindungi. Dananya malah nyangkut di dalam, bisa sih keluar dari full call auction, tapi harus tebak-tebakan angka dulu. 

Dari sisi investor yang belum masuk, coba bayangkan tidak masuk papan notasi khusus, harga sahamnya akan terus naik.Lalu, ada investor ritel lain yang ikut beli di atas, sampai akhirnya harga kembali normal dan investor yang beli terakhir merugi. Ini seperti teori the Greater Fool, menanti yang lebih bodoh untuk beli di harga lebih tinggi. Dengan masuk papan notasi khusus, si investor pemula ini nggak perlu terjebak ke saham fluktuasi tinggi dengan harapan bisa cuan besar. 

Namun, hal ini membuat pasar saham menjadi kurang menarik. Soalnya, fluktuasi pasar itu adalah hal wajar dan menjadi salah satu risiko dalam investasi dan trading saham. Seharusnya, yang dilakukan bukanlah membuat papan notasi khusus dengan full call auction seperti ini, melainkan edukasi ke investor ritel agar tidak terjebak pembelian saham booming sesaat sehingga berpotensi mengalami kerugian yang signifikan. 

Dari kami menilai, papan notasi khusus dan skema full auction boleh saja dilakukan, tapi syaratnya juga dipersempit jika ada masalah dengan fundamental emiten, seperti syarat di poin 3,4,5,8,9, dan 11.

Menurutmu, apakah papan notasi khusus dan skema full call auction membantu melindungi investor ritel?

Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024

Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:

  • Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
  • Event online bulanan

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini