Saham PSAB dan ANTM Terbang, Masih Ada Saham Emas yang Murah?
Saham emas melanjutkan tren kenaikannya yang cukup signifikan. Namun, apakah saham emas seperti ANTM, PSAB atau yang lainnya bisa jadi pilihan?

Mikirduit – Dua saham emas ANTM dan PSAB terus mencatatkan kenaikan harga yang cukup signifikan. Lalu, apakah kedua saham ini masih menarik, atau ada saham emas lainnya yang justru lebih murah dan bisa dilirik?
Harga emas dunia sempat kembali menanjak selaras dengan sentimen perang dagang kembali memanas. Hal itu terjadi setelah Donald Trump dan Xi Jinping saling tuduh keduanya melanggar kesepakatan gencatan senjata perang dagang. Harga emas pun naik hingga 3.366 dolar AS per troy ounce.
Selain terkait perang dagang, beberapa faktor yang meningkatkan permintaan aset safe haven tersebut adalah aksi serangan nirawak Ukraina ke Rusia yang berujung pembalasan dari pihak Moskow.
Tingkat ketidakpastian pasar dan ekonomi global akibat perang dagang dan juga memanasnya tensi geo politik menjadi pemicu kenaikan harga emas. Pertanyaannya, apakah masih ada saham emas yang cukup murah?
Prospek PSAB dan ANTM
Dua saham emas yang menjadi perhatian adalah PSAB dan ANTM. Kedua saham emas ini melonjak paling agresif dalam beberapa waktu terakhir. Kedua emiten emas ini memang mencatatkan kinerja keuangan yang sangat positif juga.
ANTM tengah mendapatkan momentum pertumbuhan kinerja yang agresif pada kuartal I/2025 setelah mencatatkan normalisasi bisnis nikelnya, serta kenaikan signifikan di bisnis emas.
Pendapatan dari nikel mencatatkan kenaikan 582 persen menjadi Rp3,76 triliun dibandingkan dengan Rp552 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Lalu, bisnis nikel ANTM itu juga kembali mencatatkan laba bersih senilai Rp1,3 triliun dibandingkan dengan rugi Rp380 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Lalu, bisnis emas ANTM mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 181 persen menjadi Rp21,67 triliun. Dari segi laba bersih-nya naik 342 persen menjadi Rp1,71 triliun.
Dari kinerja dua bisnis dengan kontribusi terbesar ke ANTM tersebut, konsensus analis memproyeksikan laba bersih per saham ANTM berpotensi naik sebesar 75 persen menjadi Rp265 per saham.
Jika dihitung dengan asumsi PE wajar yang optimistis di 15 kali, berarti harga wajar ANTM dari proyeksi laba bersih Rp265 per saham tersebut senilai Rp3.982 per saham.
Sementara itu, PSAB juga menjadi emiten emas yang cukup agresif setelah mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 412 persen menjadi 11,45 juta dolar AS. Namun, kenaikan laba bersih PSAB ini didukung biaya operasional yang lebih efisien.
Dari segi pendapatan, PSAB hanya mencatatkan kenaikan 6,21 persen menjadi 66,74 juta dolar AS. Namun, dari segi laba kotor mencatatkan kenaikan 60,81 persen menjadi 39,78 juta dolar AS. Kenaikan laba kotor itu selaras dengan penurunan biaya produksi dan persediaan yang terserap habis terjual sepanjang kuartal I/2025.
Selain itu, ada momentum PSAB sempat berencana melakukan limited review dalam laporan keuangan kuartal I/2025. Namun, rencana itu dibatalkan. Pembatalan limited review laporan keuangan itu terjadi selaras dengan aksi bantah rumor DOID mengakuisisi saham PSAB.
Biasanya emiten melakukan limited review laporan keuangan karena ingin mengajukan pinjaman, menerbitkan obligasi, hingga aksi korporasi lainnya.
Namun ingat, meski terkesan ada peluang upside, tapi fluktuasi harga saham keduanya sudah cukup tinggi yang rentan dengan konsolidasi terlebih dulu. Sehingga bisa atur masuk saat ada koreksi sementara saat sentimen masih positif.
Prospek Saham Emas Lainnya
Selain ANTM dan PSAB, ada deretan saham emas lainnya, yakni BRMS, AMMN, MDKA, ARCI, dan HRTA. Dari kelima itu, AMMN dan MDKA berpotensi menghadapi situasi yang masih cukup sulit di 2025. Kedua saham itu diproyeksikan mengalami kerugian di 2025. AMMN diprediksi merugi Rp25 per saham, sedangkan MDKA merugi Rp13 per saham.
Sementara itu, ARCI dan BRMS menjadi emiten emas yang punya peluang tumbuh cukup agresif.
ARCI diperkirakan bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 199 persen menjadi Rp20 per saham. Proyeksi kenaikan laba bersih ARCI itu ditopang oleh proyeksi pemulihan tambang pit Araren yang sempat mengalami bencana.
Sementara itu, BRMS juga tengah memasang target produksi emas cukup besar, yakni mencapai 75.000 troy ounce dibandingkan dengan tahun sebelumnya sekitar 60.000 troy ounce.
Apalagi, BRMS juga menargetkan bisa mengoperasikan pabrik emas dengan metode healpleach ditargetkan rampung pada semester I/2025.
Dari berbagai rencana itu, laba bersih BRMS diproyeksikan bisa naik hingga 119 persen menjadi Rp6 per saham.

HRTA, Saham Emas di Sektor Hilir
Jika deretan saham emas sebelumnya berada di sektor hulu dan pengolahan, HRTA menjadi salah satu emiten emas di sektor hilir yang menjual produk perhiasan dan emas batangan. Kelemahan HRTA adalah karena berada di sektor hilir secara margin keuntungan lebih rendah dibandingkan dengan sektor hulu.
Meski begitu, HRTA juga mendapatkan berkah dari kenaikan permintaan emas selaras dengan tren kenaikan harganya. Hal ini menjadi momentum bagi HRTA untuk mencatatkan kenaikan kinerja keuangan. Meski begitu, potensi kenaikan laba bersih HRTA masih cukup rendah dibandingkan dengan pemain di hulu. Kami proyeksikan kenaikan laba bersih HRTA sekitar 10 persen menjadi Rp106 per saham.
Lalu, bagaimana strategi masuk ke saham emas yang sudah terlanjur naik?
Kami baru saja merilis tulisan strategi masuk ke saham Emas yang terlanjur naik.
Kamu bisa baca insight dan dapatkan saham pilihan kami dari value, growth, contrarian, dan dividen, sekaligus diskusi dan konsultasi di grup dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini