Rencana Bursa Logam Bisa Jadi Penyemangat Saham Nikel?
Setelah kompak mencatatkan kenaikan pada 4 Juni 2025, saham nikel mencatatkan koreksi di 5 Juni 2025. Lalu, apakah cerita bursa logam bisa berlanjut mendorong harga saham nikel lanjut naik ke depannya?

Mikirduit – Salah satu isu saham nikel yang sempat muncul dan mendorong kenaikan sementara saham-saham nikel di 4 Juni 2025 adalah rencana dibuatnya bursa logam di Indonesia. Kira-kira, apa korelasi keberadaan bursa logam itu terhadap prospek emiten nikel di Indonesia?
Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) tengah menyiapkan bursa logam domestik untuk kontrak berjangka nikel dan lainnya. Targetnya, bursa logam ini akan diluncurkan pada semester I/2025.
Tahap awal, bursa logam akan memperdagangkan kontrak nikel pig iron dan akan diperluas ke produk nikel lainnya.
Asosiasi Penambang Nikel Indonesia mengungkapkan tengah menggarap konsep dan struktur bursa tersebut berdasarkan sistem yang digunakan London Metal Exchange dan Shanghai Futures Exchange.
Kabarnya rencana membuat bursa nikel itu sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah.
Namun, apa dampaknya terhadap emiten nikel di Indonesia?
Historis Bursa Komoditas di Indonesia
Indonesia menjadi negara komoditas dengan beberapa komoditas andalan dari CPO, timah,batu bara, nikel, tembaga, dan lainnya. Tak ayal, banyak pelaku pasar sebagai produsen berharap Indonesia bisa membuat acuan harga komoditas dunia.
Hal tersebut akhirnya direpresentasikan dengan hadirnya bursa komoditas berjangka, seperti bursa batu bara, timah, hingga CPO. Namun, tidak semua bursa komoditas itu berjalan dengan mulus.
Misalnya, bursa batu bara pernah dibuat Jakarta Futures Exchange (JFX) pada medio 2014. Hasilnya, penjual dari Indonesia hanya dari PTBA, sedangkan pembelinya juga terkendala waktu perdagangan (waktu Indonesia dengan waktu negara calon pembeli). Hasilnya, transaksi di bursa batu bara tidak terlalu menggembirakan.
Dari target transaksi bisa 10 juta ton, bursa batu bara di JFX itu hanya mencatatkan 225 ton transaksi selama semester I/2014. Setelah itu, kabar pasar fisik atau bursa batu bara dari BBJ di JFX itu tidak terdengar lagi kabarnya. Bahkan, pasar fisik batu bara juga sudah tidak ada keterangannya di website JFX.
Perkembangan Bursa Timah
Salah satu yang masih aktif saat ini adalah bursa timah dan CPO yang ada di ICDX. Bursa timah didirikan sejak 2013 dan masih ada hingga saat ini.
Dari bursa timah, ICDX menawarkan 5 jenis produk, yakni TIN4NINE, TINPB050, TINPB100, TINPB200, dan TINPB300. Perbedaan masing-masing produk adalah campuran dari produknya. Kelima produk itu mengandung 99,99 persen timah, tapi akan berbeda di kandungan lainnya seperti iron, lead, aluminium, atsenic, bismuth, cadmium, copper, antimony, dan zinc. Ukuran kontrak 1 lot sama dengan 5 ton.
Sepanjang 5 bulan berjalan 2025, volume transaksi di bursa timah naik 151 persen menjadi 397 lot. Artinya, transaksi yang terjadi sekitar 1.985 ton. Jika dibandingkan dengan volume penjualan TINS sepanjang kuartal I/2025 sebesar 2.874 ton. Dengan asumsi dibagi rata per bulan selama 3 bulan berarti volume penjualan sekitar 958 ton. Jumlah perkiraan volume penjualan TINS sepanjang 5 bulan di 4.790 ton. Artinya, transaksi di bursa Timah ICDX itu mencapai 41 persen dari total asumsi volume penjualan TINS selama 5 bulan.
Sebenarnya, angka ini menunjukkan perkembangan yang signifikan dibandingkan dengan sebelumnya. Namun, sayangnya dari 5 produk yang tersedia, seluruh transaksi hanya terjadi di produk TINPB300.
Kenaikan volume transaksi di bursa timah selaras dengan bertambah jumlah pembeli yang terdaftar bertransaksi. Hingga Mei 2025, ada sekitar 47 member buyer timah di bursa timah tersebut.
Beberapa buyer itu antara lain, H Monde Inc, Noble Resources Internasional, Purple Products PVT, Comexindo Internasional, Daewoo Internasional, Great Force Trading Ltd., Indometal (London) Ltd. (relasi dengan TINS), Westin Trade Global Ltd., Eco Tropical Resources, Amalgamated Metal Corp., TCC Trading Corporation, Lamasasta Singapore. Yuntinic Resources GmbH, Hilander Pte. Ltd., Toyota Tsusho Asia Pacific, China Minmetals, TF Exchange, JYL Internasional, Fonerco, Crown Export, Multi Gold, Dominion Global, Sizer Metals, Denare, Union Metal, SIR Resources, Pro Tin Trading, Yuntinic, Asia Merchant Bank, TMT Metal, SddiqsonsTin Plate, Dynamic Shappire General Trading, Kyundong Biotech, Raffles Trading APAC, Traxys Europe, Envy Global Trading, Perfect Hexagon Ltd., VQB Mineral and Trading Group, ARA Metal & Minerals, Vtorsplav, Glencore, Colorful, Haipu Resources Ltd., Blue Sea SG Pte. Ltd., HHZJC Industrial & Commercial, Ganzhou Nankang Yongyue Mining, dan Kothari Metals Ltd.
Lalu, dari segi penjualnya ada sekitar 55 entitas mulai dari TINS, Refined Bagka Tin, Mitra Stania Prima, dan lainnya yang rata-rata dari perusahaan domestik.

Bursa CPO Setelah Relaunch di 2023
Selaras dengan bursa timah, bursa CPO yang sempat di-relaunch pada akhir 2023 mencatatkan pertumbuhan transaksi yang cukup signifikan dengan kenaikan sebesar 232 persen menjadi 14.440 lot.
Untuk CPO, ICDX ada dua produk, yakni CPOTR dan OLEINTR. Namun, sejauh ini yang ada transaksi hanya CPOTR.
Dengan ketentuan 1 lot sama dengan 5 ton. Berarti total transaksi CPO di bursa ICDX tersebut sebanyak 72.200 ton. Angka tersebut masih cukup rendah mengingat volume ekspor CPO Indonesia hingga Maret 2025 tembus 2,88 juta ton.
Total para buyer dan seller dari kontrak CPO ini ada sekitar 25 pihak (dalam 1 pihak ada yang terdiri dari beberapa anak usaha yang terdaftar). Adapun, 25 pihak itu antara lain, SMAR, Musim Mas, Apical, First Resources (pemilik FAPA dan ANJT), AALI, Wings Grup (Gawi), Tebo Indah, Agro Inti Semesta, Agro Serasi Lestari, Industri Nabati Lestari, NT Corp, Mitra Austral Sejahtera, LDC East Indonesia, Tjasen Energi Indonesia, Henrison Inti Persada, KLK, K2 Industries Indonesia, Yorgo, Medcopapua Hijau Selaras, Sultra Prima Lestari, Persada Niaga Investama, Kreasi Era Baru, NSSS, TBLA, dan Sanur Agro Nusantara.
Kesimpulan
Jika melihat perkembangan Bursa Timah dan CPO yang mulai memiliki pertumbuhan dari segi member atau pelaku pasarnya, peluang bursa logam untuk lebih aktif lagi nantinya cukup besar, tapi butuh waktu yang lama. Kami menilai waktu perkembangan bursa itu bisa memakan waktu 5-10 tahun sesuai dengan konsisten manajemen bursanya juga.
Keberadaan bursa akan membantu pelaku pasar bertransaksi dengan harga jual yang sesuai dengan kondisi supply and demand di pasar. Dengan adanya bursa di Indonesia diharapkan memudahkan pelaku penambang logam di dalam negeri dalam mentransaksikan barang tambangnya.
Selain itu, catatan transaksi juga bisa lebih detail untuk menggambarkan kondisi supply dan demand di pasar juga.
Namun, secara fundamental, efek keberadaan bursa ini tidak berdampak signifikan dalam jangka pendek. Namun, bisa jadi pendorong acuan harga jual-beli jika transaksi di bursa sudah cukup ramai.
Meski begitu, sentimen bursa logam ini bisa dijadikan alasan untuk market maker mengerek harga saham nikel jika ada perkembangan terbaru hingga nantinya dirilis yang targetnya di semester I/2026. Hal serupa pernah terjadi juga di bursa CPO, meski kala itu sentimennya juga cukup mixed.
Mikirsaham Baru Saja Update Saham Dividen 2025, Value Investing, Growth Investing, hingga Contrarian Investing untuk Juni 2025
Kamu bisa dapatkan saham pilihannya, sekaligus diskusi dan konsultasi di grup dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini