Nasib Saham CBRE Setelah Hapsoro Bantah Punya Hubungan

Saham CBRE langsung ARB setelah muncul bantahan dari RAJA dan Hapsoro kalau mereka tidak ada hubungan dengan saham perkapalan migas tersebut. Jadi, gimana nasib CBRE ke depannya?

Nasib Saham CBRE Setelah Hapsoro Bantah Punya Hubungan

Mikirduit – Saham CBRE menjadi sangat fenomenal setelah mampu naik 5.000 persen dalam 5 bulan. Ibaratnya, kamu punya modal Rp1 juta di CBRE, dalam 5 bulan menjadi Rp50 juta. Wah banget ya? Namun, bukan berarti tren harga saham CBRE akan terus naik. Begini penjelasannya!

Highlight
  • Lonjakan harga saham CBRE hingga 5.000 persen dalam 5 bulan didorong oleh asumsi adanya afiliasi dengan Hapsoro, namun kini sentimen tersebut hilang setelah pihak terkait membantah hubungan apa pun.
  • Secara fundamental, CBRE menghadapi tekanan utang dengan kas terbatas dan rencana right issue jumbo senilai Rp2,4 triliun yang tertunda, membuat risiko keuangan meningkat.
  • Harapan pemulihan kinerja CBRE kini bergantung pada penerbitan promissory note dan kerja sama strategis dari pembelian kapal Hai Long 106 untuk mendukung pendapatan di bisnis Offshore.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Dalam 4 perdagangan terakhir, saham CBRE sudah turun 35 persen. Ibaratnya, jika membeli saham CBRE di pucuk Rp2.000 per saham senilai Rp1 juta. Kini, nilai asetnya hanya tersisa Rp650.000.

Lalu, kenapa harga saham CBRE mengalami penurunan?

Salah satu faktor penyebabnya adalah RAJA dan Happy Hapsoro membantah adanya afiliasi atau hubungan secara langsung dan tidak langsung dengan CBRE. Hal ini diungkapkan manajemen RAJA dalam beberapa berita seperti Kontan dan CNBC Indonesia. Kalau RAJA maupun Happy Hapsoro tidak memiliki hubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan CBRE.

Sebelumnya, banyak yang berasumsi Hapsoro ada koneksi ke CBRE karena pengendali akhir emiten kapal yang terkait bisnis migas itu adalah Suganto Gunawan. Pasalnya, Hapsoro dan Suganto Gunawan memiliki hubungan di saham PSKT sebagai mitra.

Namun, dalam catatan saham CBRE memang tidak ada sama sekali sosok Hapsoro, Basis Utama, entitas lainnya termasuk RAJA. Bahkan, termasuk dalam transaksi afiliasi yang dilakukan CBRE.

Berbeda dengan PSKT, Hapsoro ada andil sebagai bagian pemegang saham 40 persen melalui PT Basis Utama Prima.

Artinya, lonjakan kenaikan yang terjadi karena asumsi adanya sosok Hapsoro di CBRE serta kaitannya dengan right issue jumbo bisa jadi sudah hangus.

Lilitan Utang CBRE

Sementara itu, CBRE memang lagi berencana melakukan right issue jumbo dengan menerbitkan 48 miliar lembar saham baru. Jumlah lembar saham baru itu setara lebih dari 10 kali lipat lembar saham eksisting yang sebanyak 4,54 miliar lembar.

Dengan harga nominal saham baru yang diterbitkan Rp25 per saham, artinya ada potensi harga pelaksanaan di atas Rp25 per saham. Kami membuat simulasi jika harga pelaksanaan di Rp50 per saham, berarti CBRE bisa mendapatkan dana segar Rp2,4 triliun. Namun, rasio right issue ini sangat jumbo sehingga membutuhkan investor strategis.

Di sisi lain, penggunaan dana right issue ini juga untuk bayar utang perseroan, yang bisa dibilang cukup tinggi. Tingkat debt to Equity rasio (DER) CBRE 1,05 kali.

Di sisi lain, secara bisnis, CBRE mulai kesulitan membayar cicilan utang. Tingkat interest coverage rasio (ICR) per semester I/2025 memang terlihat membaik menjadi 1,18 kali. Namun, itu disokong oleh aksi penjualan aset senilai Rp3 miliar. Jika mengecualikan penjualan aset senilai Rp3 miliar, posisi ICR masih negatif secara semester I/2025. Total beban keuangan mencapai Rp6,6 miliar, sedangkan laba usaha non-penjualan aset hanya Rp4,8 miliar.

Di sisi lain, daya tahan CBRE juga makin terbatas dengan posisi kas dan setara kas yang cuma Rp3,1 miliar. Sehingga, dengan begitu jika ada faktor yang membuat pendapatannya tersendat bisa membuatnya mulai kesulitan membayar utang.

Untuk itu, dana right issue jumbo CBRE ini sangat dibutuhkan untuk menstabilkan kondisi emiten dalam menghadapi cicilan utang, terutama utang jangka pendek kurang dari 1 tahun senilai Rp21 miliar.

5 Narasi Trending yang Dianggap Bisa Bikin Harga Saham Naik atau Turun
5 Narasi saham yang sering muncul dalam beberapa tahun terakhir. Mana yang kamu pernah dapat cuan atau malah jadi boncosnya nih?

Lika-Liku Right Issue dan Rencana Penambahan Bisnis

Dalam proses pelaksanaan right issue, CBRE sempat menunda RUPSLB yang harusnya dilaksanakan pada 25 September 2025 menjadi 27 Oktober 2025. Kabarnya, penundaan RUPSLB disebabkan oleh permintaan tambahan informasi dan klarifikasi dari OJK yang harus dipenuhi terlebih dulu.

RUPSLB CBRE ini dilakukan salah satunya untuk meminta persetujuan terkait rencana right issue yang diajukan. Namun, setelah penundaan RUPSLB tersebut, rencana right issue malah dihilangkan dari mata acara pada 27 Oktober 2025.

Agenda RUPSLB pun hanya mencakup rencana pembelian armada yang terhitung sebagai transaksi material, persetujuan rencana penerbitan promissory note, dan penambahan kegiatan usaha perseroan.

Dari beberapa agenda itu, CBRE memang berniat melakukan pembelian kapal senilai Rp1,61 triliun yang nilainya mencapai 1376 persen dari ekuitas perseroan yang senilai Rp117 miliar.

CBRE membeli 1 kapal dari Hilong Shipping Holding Ltd jenis Offshore Support Vessel jenis pipe-laying dan lifting vessel bernama Hai Long 106.

Terkait pembelian kapal Hai Long 106, perseroan juga menambah kegiatan usaha menjadi penunjang angkutan perairan lainnya.

Lalu, CBRE juga berencana menerbitkan promissory note yang kami belum mengetahui detail nilainya. Promissory note adalah akta tertulis yang berisi janji tidak bersyarat seperti surat sanggup bayar atas pinjaman yang diajukan.

Dalam keterbukaan informasi kepada IDX per akhir September 2025, CBRE juga mengungkapkan pihaknya memiliki kerja sama dengan mitra strategis yang merupakan perusahaan internasional di bidang Engineering, Procurement, Construction, dan Installation serta operator Offshore migas yang relevan untuk memanfaatkan kapal Hai Long 106 perseroan.

Namun, mitra strategis ini bukan menjadi pemegang saham perseroan, tapi dalam bentuk kerja sama seperti skema time charter, voyage charter, atau subkontrak pipelay service untuk proyek instalasi pipa bawah laut, konstruksi lepas pantai, dan servis pendukung Offshore lainnya.

Kesimpulan

Lalu, dengan penurunan 35 persen sejak di harga pucuk Rp2.000 per saham menjadi akhir dari saham CBRE?

Kami menilai secara fundamental, saham CBRE memiliki risiko terkait penyelesaian kewajiban utangnya. Jika tidak mendapatkan dana segar dalam jangka pendek, CBRE bisa mulai kesulitan untuk cicil utangnya. (Terakhir, dia sudah jual aset untuk meningkatkan laba usaha agar cukup untuk bayar utang).

Sehingga dengan gagalnya right issue, harapannya promissory note bisa jadi penyelamat CBRE. Apalagi, kabarnya dari transaksi pembelian kapal Hai Long, mereka sudah punya mitra strategis yang bisa meng-generate pendapatan perseroan.

Jadi, momentum selanjutnya adalah potensi kinerja CBRE turnaround setelah Hapsoro menegaskan tidak punya afiliasi dengan emiten tersebut. Namun, sampai itu terjadi, ada potensi harga saham CBRE akan menyesuaikan harga terlebih dulu. Apalagi, harga saham CBRE saat ini sudah sangat tinggi.

Mau Belajar Menentukan Strategi dan Pilihan Saham Secara Mandiri?

Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.

Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Benefit Stockverse:

  • Video edukasi Lifetime
  • Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)

Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Manfaatkan Nilai Wajar instan saham Indonesia, AS dan bursa global lainnya dengan berlangganan InvestingPro! Manfaatkan pula fitur ProPicks AI untuk mendapatkan stock pick saham AS dan Indonesia (segera!) yang jauh mengungguli performa indeks acuan. Dapatkan diskon khusus InvestingPro dari MikirDuit sebesar 15%, [klik di sini]