Owner SKRN Kasih Pinjaman CBRE, Calon Pengendali Emiten Kapal Tersebut?

Saham SKRN tiba-tiba terbang setelah ada pengumuman pengendalinya lewat pribadinya secara langsung, pengendali SKRN, dan SKRN akan membeli promissory note-nya CBRE. Lalu, bagaimana prospeknya?

saham kapal

Mikirduit – Saham SKRN meroket setelah pengendalinya ikut menjadi pemberi pinjaman ke CBRE untuk membeli kapal dengan skema promissory note. Lalu, bagaimana prospek SKRN yang bisa saja tiba-tiba menjadi pemegang saham CBRE jika mengonversi utangnya menjadi saham?

Highlight

  • CBRE berencana membeli kapal senilai Rp1,61 triliun seluruhnya dibiayai melalui skema promissory note sebesar Rp888 miliar, yang dapat dikonversi menjadi saham dalam 5 tahun.
  • Pengendali SKRN menjadi salah satu pemberi pinjaman utama ke CBRE melalui skema tersebut, sehingga berpotensi menjadi pemegang saham CBRE jika utang dikonversi.
  • Meski ekspansi kapal baru berpotensi menambah pendapatan, kondisi keuangan CBRE masih berisiko tinggi karena beban bunga tahunan mencapai Rp177–182 miliar yang melebihi laba usahanya.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Jadi, CBRE ini lagi berencana beli kapal pipe-laying and lifting vessel senilai Rp1,61 triliun atau 100 juta dolar AS dari Hilong Shipping Holding Ltd. 

Nilai transaksi ini memang cukup jumbo dan mengejutkan mengingat ekuitasnya hanya Rp118 miliar (artinya nilai transaksi lebih dari 10 kali ekuitas perseroan). Ditambah, kas dan setara kas perseroan hanya Rp3,13 miliar.

Sebelumnya, CBRE sempat merencanakan untuk right issue jumbo, tapi kabarnya rencana itu ditunda. Sebagai gantinya, CBRE menerbitkan promissory note senilai Rp888 miliar atau 55 juta dolar AS. Nantinya, promissory note ini bersifat bisa dikonversi menjadi saham dalam jangka 60 bulan atau 5 tahun, serta tingkat bunga sekitar 3 persen per tahun.

Promissory note adalah surat sanggup bayar yang berisi janji tertulis kalau si peminjam akan membayar sejumlah uang tertentu kepada pemberi pinjaman di masa depan. Skema promissory note menjadi yang paling mungkin dilakukan CBRE saat ini karena tidak diperlukan rating.

Lalu, siapa yang menjadi peminjam dengan skema promissory note CBRE ini?

Ada dua pihak utama:

Pertama, Hilong Shipping Holding Ltd. selaku penjual kapal juga sebagai pemberi pinjaman. Hilong meminjamkan senilai 25 juta dolar AS.

Kedua, pihak pemilik SKRN, melalui tiga entitas, yakni secara pribadi Yafin Tandiono Tan, SKRN, dan PT Saga Investama (Pengendali SKRN) Sedaya yang senilai 30 juta dolar AS. 

Dengan begitu, kedua belah pihak ini bisa saja menjadi pemegang saham CBRE jika mengonversi promissory note-nya. Untuk persentase kepemilikannya berpotensi mendilusi kepemilikan pengendali saat ini. 

Adapun, dalam skema pembelian kapal, dalam tahap pertama mereka baru membayarkan 60 persen setara 55 juta dolar AS. Seluruh modal pembelian kapal berasal dari promissory note. Sementara itu, 45 juta dolar AS sisanya akan dibayarkan paling lambat sebelum 31 Desember 2025.

Prospek CBRE dengan Kapal Baru

Saham CBRE ini memiliki tingkat risiko kondisi keuangan yang cukup tinggi. Pasalnya, perseroan memiliki tingkat debt to Equity rasio yang cukup tinggi sebesar 1,11 kali dengan posisi interest coverage rasio yang di bawah 1 kali jika perseroan tidak jual aset.

Untuk menjaga bisa cicil utangnya, CBRE juga telah menjual salah satu asetnya senilai Rp3,77 miliar sehingga posisi cicilan utang masih aman. Namun, tanpa penjualan aset itu posisi kinerja CBRE masih rugi Rp3 miliar sebelum pajak. Dengan kondisi laba usaha hanya Rp3 miliar, sedangkan beban keuangan mencapai Rp6 miliar.

Catatan yang masih misteri adalah apa aset yang dijual oleh CBRE tersebut. Jika salah satu armada kapal tongkang atau tunda-nya berarti ada risiko penurunan pendapatan dari bisnis sebelumnya. 

Di sisi lain, dari penambahan armada baru berbentuk pipe-laying and lifting vessel  ini, CBRE memang bisa mendapatkan tambahan sumber pendapatan baru. Namun, sejauh ini belum ada kontrak baru yang perseroan dapatkan. 

Secara rinci belum ada gambaran proyeksi berapa jumlah pendapatan dan laba bersih yang akan didapatkan perseroan dari ekspansi ke lini bisnis baru ini.

Hanya saja, dari hitungan KJPP KR, net present value (NPV) dari ekspansi tersebut senilai Rp735 miliar. Artinya, total akumulasi selama masa pakai dan dikurangi dengan semua biaya investasi awal memiliki nilai Rp735 miliar.

Catatan angka Rp735 miliar ini bukan pendapatan dalam satu tahun, tapi potensi arus kas yang diterima setelah pengurangan modal yang dikeluarkan selama masa pakai kapal tersebut.

Apakah nilai itu bagus? dengan nilainya positif atau lebih besar dari nol dianggap investasinya layak karena memberikan potensi keuntungan yang lebih besar dari modal yang dikeluarkan.

Salah satu data yang didapatkan dari penilai independen adalah, proyek ini memiliki payback period sekitar hampir 5 tahun hingga 6,5 tahun. Dengan investasi 100 juta dolar AS, sebenarnya periode payback ini standar (nggak bagus banget, tapi cukup oke alias nggak terlalu buruk.

💡
Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Masalahnya adalah bagaimana efeknya ke kinerja CBRE nantinya, yang mana perseroan juga akan mencatatkan tambahan beban bunga mulai dari Rp177 miliar - Rp182 miliar (termasuk bunga) setiap tahunnya. Jika laba usaha CBRE tidak mampu naik hingga lebih dari Rp182 miliar, ada risiko kinerja terus merugi. Terkait utang promissory note bisa diselesaikan dengan konversi saham, 

Meski begitu, ada masalah lainnya, yakni utang existing CBRE. Perseroan punya pinjaman bank jangka pendek senilai Rp21 miliar (yang harus lunas dalam kurang dari 12 bulan), serta utang jangka panjang senilai Rp103 miliar yang paling lambat harus lunas pada 2030-an (87 bulan dari November 2023).

Adapun, pinjaman maksimal jangka panjang dari BMRI itu senilai Rp166 miliar digunakan perseroan untuk beli 1 unit bulk carrier. Saat ini, secara umum perseroan memiliki 8 armada kapal yang terdiri 5 kapal tongkang, 2 kapal tunda, dan 1 bulk carrier.

Menakar Peluang Saham BBCA Melewati Batas Maksimal Harga Buyback di Rp9.200
Saham BBCA terbang hampir lebih dari 10 persen selama 4 hari berturut-turut. Kenaikan itu juga didukung rencana buyback dan rilis laporan keuangan emiten. Lalu, seberapa menarik prospek saham BBCA?

Kami pun melakukan perbandingan dengan BSML (saham yang memiliki tingkat kemiripan aset kapal dengan CBRE serta skala bisnis yang hampir sama). BSML memiliki 8 kapal tunda dan 7 kapal tongkang. 

Sebenarnya, jika dibandingkan keduanya (CBRE dan BSML), kinerja operasional CBRE memiliki tingkat margin keuntungan yang lebih bagus dibandingkan BSML hingga posisi laba usaha. Seperti, gross profit margin CBRE sebesar 39 persen, sedangkan BSML sekitar 31 persen. Lalu, dari segi operating profit margin CBRE sebesar 14 persen, sedangkan BSML sebesar 10 persen. (core Business operating profit margin mengecualikan penjualan aset)

Namun, masalah CBRE adalah biaya utang yang cukup tinggi melebihi laba usahanya. Sehingga sampai kuartal II/2025, CBRE masih mengalami kerugian (jika mengecualikan penjualan aset), sedangkan BSML masih mencatatkan keuntungan.

Masalah cicilan utang yang besar ini bisa berlanjut di tahun selanjutnya meski baru saja beli kapal baru. Hal itu yang membuat risiko bisnis CBRE masih cukup tinggi.

Dengan fakta tersebut, seberapa menarik saham CBRE untuk dikejar saat harganya sudah selangit seperti saat ini?

Mau Belajar Cari Saham Cuan Secara Mandiri dan Dapat Insight Saham Pilihan dari Mikirsaham?

Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.

Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Benefit Stockverse:

  • Video edukasi Lifetime
  • Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)

Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini