Menakar Peluang Saham BBCA Melewati Batas Maksimal Harga Buyback di Rp9.200
Saham BBCA terbang hampir lebih dari 10 persen selama 4 hari berturut-turut. Kenaikan itu juga didukung rencana buyback dan rilis laporan keuangan emiten. Lalu, seberapa menarik prospek saham BBCA?

Mikirduit – Saham BBCA sudah naik lebih dari 10 persen dalam 4 hari perdagangan. Kenaikan yang cukup signifikan bagi saham paling likuid dengan market cap terbesar tersebut. Lalu, bagaimana prospek saham BBCA setelah mengumumkan rencana buyback serta merilis laporan keuangan kuartal III/2025?
Highlight
- Aksi buyback senilai Rp5 triliun dengan harga maksimal Rp9.200 per saham menjadi katalis positif jangka pendek yang berpotensi menjaga harga BBCA di level tersebut hingga Januari 2026.
- Kinerja keuangan kuartal III/2025 tetap solid dengan pertumbuhan laba bersih 7,94 persen, efisiensi cost to income ratio di 29 persen, serta rasio dana murah yang meningkat menjadi 83 persen.
- Target harga konservatif BBCA di Rp9.200 dan optimistis Rp9.500 per saham mencerminkan potensi kenaikan 12–15 persen, didukung prospek dividen yield sekitar 3,7 persen dan pertumbuhan laba yang stabil.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
- Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini
BBCA mengumumkan rencana buyback senilai Rp5 triliun dengan harga maksimal Rp9.200 per saham. Nantinya, aksi buyback akan mulai dilakukan pada 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026. Namun, aksi buyback bisa diselesaikan lebih awal jika sudah mencapai batas maksimal harga.
Secara historis, rencana buyback BBCA di Oktober 2025 ini adalah yang kedua setelah sebelumnya di akhir Maret 2025. Kala itu, BBCA mengumumkan rencana buyback Rp1 triliun dengan harga maksimal pembelian sekitar Rp9.200 per saham. Transaksi dilakukan pada 26 Maret - 24 Juni 2025. Namun, rencana buyback itu diakhiri lebih cepat pada 15 Mei 2025.
BBCA mengakhiri rencana buyback pertama itu tepat setelah harga sahamnya melewati batas maksimal buyback senilai Rp9.200 per saham.
Dari catatan kami, BBCA mencatatkan posisi saham treasury baru sepanjang 2025 sekitar 28,31 juta lembar. Dengan asumsi harga pembelian sekitar Rp200-an miliar, berarti BBCA mengeluarkan modal sekitar Rp229 miliar atau 20 persen dari rencana buyback.
Lalu, apakah harga saham BBCA akan melewati Rp9.200 per saham? dengan melihat kenaikan harga saham saat periode buyback pertama dengan batasan maksimal harga yang sama, yakni Rp9.200 per saham, harga saham BBCA sempat menembus Rp9.800 per saham.
Catatannya, kondisi di Mei 2025 bisa jadi berbeda dengan saat ini. Namun, dengan jaminan aksi buyback senilai Rp5 triliun hingga mendekati harga maksimal, kami menilai minimal ke Rp9.200 per saham cukup besar.
Bagaimana dengan prospek kinerja BBCA di 2025 setelah rilis kinerja kuartal III/2025?
Ulasan Kinerja BBCA di Kuartal III/2025
BBCA masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 7,94 persen menjadi Rp43 triliun pada kuartal III/2025. Apakah ini menjadi sinyal tren positif?
Kami melihat ada beberapa poin yang diperhatikan, seperti:
Pertama, pertumbuhan kredit BBCA bergerak sangat konservatif dengan sepanjang year to date (sejak akhir 2025) hanya tumbuh 2,1 persen menjadi Rp913 triliun. Jika dibandingkan secara year on year tumbuh sekitar 7,37 persen.
Lalu, apakah pertumbuhan kredit itu di bawah rata-rata industri? kami menilai rentangnya masih dalam area pertumbuhan kredit industri yang per Agustus 2025 sekitar 7,56 persen. Jadi, bukan sebuah kinerja yang buruk dari segi penyaluran kredit.
Kedua, dari segi pertumbuhan dana pihak ketiga, BBCA mencatatkan pertumbuhan yang moderat sekitar 6,16 persen. Meski begitu, tingkat dana murahnya naik menjadi 83 persen dibandingkan dengan 82 persen pada akhir 2024. Di sisi lain, pertumbuhan rekening giro cukup agresif sebesar 11 persen, sedangkan deposito turun 2,46 persen.
Ketiga, dari segi bisnis inti intermediasi (pendapatan bunga bersih), BBCA mencatatkan pertumbuhan 4,78 persen menjadi Rp59 triliun. Tingkat beban bunga masih naik lebih tinggi daripada pendapatan bunga (beban bunga naik 6 persen, sedangkan pendapatan bunga sebesar 4,95 persen).
Keempat, dari segi pencadangan, BBCA mulai menaikkan 54 persen menjadi Rp2,81 triliun. Dengan NPL net masih naik menjadi 0,77 persen dibandingkan dengan 0,72 persen pada periode sama tahun sebelumnya, kami menilai ada potensi kenaikan pencadangan hingga semester I/2026. Namun, kenaikan pencadangan ini belum akan membuat BBCA mencatatkan penurunan laba bersih.
Kelima, dari segi operasional, BBCA cukup efisien. Tingkat cost to income rasio (ICR) BBCA makin efisien hingga tembus 29 persen dibandingkan dengan 30 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Hal itu yang membuat saat pencadangan naik dan pertumbuhan core bisnis cenderung moderat, BBCA masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang positif hingga 7 persen.

Kesimpulan
BBCA tidak mengubah rencana bisnis bank (RBB) 2025 dengan target pertumbuhan kredit berkisar 6-8 persen. Angka ini inline dengan realita kinerja per September 2025.
Kami memberikan gambaran target price konservatif untuk BBCA hingga Desember 2025 berpotensi ada di Rp9.200 per saham, dengan target price optimistis sekitar Rp9.500 per saham. Artinya, jika mengacu dari harga per 21 Oktober 2025, ada ruang kenaikan sekitar 12-15 persen. Namun, risiko fluktuasi bisa saja terjadi di tengah jalan jika ada sentimen tidak terduga yang muncul. Ini hanya sebagai asumsi buyback dilakukan yang membuat harga saham bisa diangkat melewati batas minimal aksi buyback.
Dari segi prospek dividen, kami sepakat dengan konsensus analis yang memproyeksikan pertumbuhan laba bersih per saham BBCA tumbuh sekitar 5-6 persen. Angka mediannya sekitar Rp469 per saham. Dengan menggunakan asumsi dividend payout rasio sebesar 65 persen, berarti tingkat dividen per saham (secara penuh) sekitar Rp304 per saham. Dengan harga saham per 21 Oktober 2025, tingkat dividend yield sekitar 3,7 persen.
BBCA biasanya membagikan dividen dalam dua tahap, pertama saat interim di November-Desember, kedua saat final pada Maret.
Mau Belajar Cari Saham Cuan Secara Mandiri dan Dapat Insight Saham Pilihan dari Mikirsaham?
Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.
Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Benefit Stockverse:
- Video edukasi Lifetime
- Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)
Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini