Lingkaran BUVA, MINA, PADI di Tangan Hapsoro dan Edy Suwarno

3 Saham terafiliasi dengan Hapsoro dan sempat dimiliki Edy Suwarno kompak melakukan right issue. Jika ditotal dengan perkiraan dari kami untuk right issue BUVA dan PADI, estimasi total dana yang dihimpun mencapai Rp600 miliar. Bagaiman prospek ketiganya?

saham MINA, PADI,dan BUVA

Mikirduit – Tiga saham hapsoro melakukan aksi korporasi dalam sebulan terakhir, mulai dari BUVA, MINA, hingga terakhir PADI. Lalu, apa rencana besar hapsoro?

Highlight
  • Dalam sebulan terakhir, tiga saham milik Hapsoro — MINA, BUVA, dan PADI — kompak melakukan aksi right issue yang berpotensi mengubah struktur kepemilikan yang tidak material (perputaran internal seperti MINA dari Basis Utama ke Hapsoro).
  • Rencana penggunaan dana MINA dan PADI sebagian besar untuk modal kerja, sementara BUVA memanfaatkan dana right issue untuk akuisisi lahan strategis di Uluwatu.
  • Kenaikan harga ketiga saham tersebut lebih didorong sentimen dan aksi korporasi ketimbang fundamental, sehingga potensi volatilitas tinggi dan risiko suspensi perlu diwaspadai.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Salah satu saham Hapsoro yang melakukan right issue pertama adalah MINA. Emiten ini bergerak di bidang properti. Jadi, MINA punya dua anak usaha, yakni PT Minna Padi Resorts di bisnis Leisure dan PT Sanur  Hasta Griya di bisnis properti.

MINA memiliki satu resort di Bali, yakni The Santai. Dari pemaparan public expose pada Juni 2025, The Santai memiliki occupancy rate 37,66 persen atau turun dari sebelumnya sebesar 55,94 persen.

Lalu, bisnis properti MINA memiliki proyek pembangunan rumah subsidi di Bali, yakni Griya Sanur Pelem.

MINA disebut punya landbank sekitar 4 hektar yang berada di sekitar Mercure Hotel Sanur, Aerowisata hotel, hingga Benoa Port.

MINA melakukan right issue pada Juni 2025 dengan menerbitkan 3,28 miliar lembar saham baru di harga Rp50 per saham. Dengan begitu, MINA mendapatkan dana segar sekitar Rp164 miliar.

Dalam right issue ini, PT Basis Utama yang dimiliki Hapsoro akan mengalihkan seluruh hak saham barunya kepada Hapsoro. Sehingga ada perubahan kepemilikan secara catatan saja, Basisi Utama menjadi 30 persen dan Hapsoro menjadi 19,68 persen.

Di sisi lain, penggunaan dana Rp168 miliar itu akan digunakan untuk beberapa keperluan seperti:

  • 35 persen untuk modal kerja dan biaya operasional kantor MINA
  • 35 persen untuk modal kerja PT Minna Padi Resort dengan skema pinjaman 5 tahun dan bunga 6 persen per tahun. Jika dana pinjaman dari Minna Padi Resort kembali akan digunakan MINA sebagai modal kerja
  • 30 persen digunakan untuk PT Sanur Hasta Griya biaya operasional dan pengembangan usaha dengan skema pinjaman 5 tahun dan bunga 6 persen per tahun.

Jika melihat dari aksi right issue MINA, tidak ada rencana spesial dari MINA. Namun, harga saham MINA naik 211 persen sejak 30 Juni 2025 hingga 6 Agustus 2025 ke level Rp192 per saham sebelum akhirnya disuspensi oleh IDX.

Saham BUVA

Selain MINA, Hapsoro juga memiliki BUVA yang menjadi pemilik Alila Ubud Bali, Alila Manggis Bali, hingga Alila Villas Uluwatu. Selain itu, BUVA juga memiliki Dialoog Banyuwangi, 50 persen saham Liberte, hingga memiliki sebagian saham Savaya dan Chaochao. 

Jika dibandingkan dengan MINA, tingkat okupansi BUVA via Alila Uluwatu, Ubud, dan Manggis lebih baik. Rata-rata occupancy rate-nya di atas 50 persen. Alila Uluwatu sebesar 58 persen, Ubud Bali 74 persen, dan Manggis sebesar 53 persen.

Perseroan memiliki proyek di Bintan via PT Bukit Lagoi Villa, dan Tarabitan melalui PT Sitaro Mitra Abadi.

Di sisi lain, BUVA mengumumkan rencana right issue dengan melepas sebanyak 4,8 miliar lembar saham baru atau setara 23,31 persen dari seluruh lembar saham perseroan. BUVA berencana menggunakan seluruh dana hasil right issue untuk akuisisi 55 persen saham PT Bukit Permai Properti yang memiliki 19,3 hektar lahan di Uluwatu.

Dengan asumsi harga pelaksanaan right issue BUVA sekitar Rp51 hingga Rp70 per saham, berarti BUVA akan menghimpun dana segar sekitar Rp244 miliar hingga Rp366 miliar.

Nantinya, setelah akuisisi itu, perseroan berencana untuk mengembangkan Alila Villas Uluwatu yang memang memiliki tingkat occupancy rate paling tinggi dibandingkan dengan Alila milik perseroan lainnya.

BUVA sudah mengadakan RUPSLB pada akhir Juli 2025 untuk meminta persetujuan rencana right issue tersebut. Hasilnya, pemegang saham setuju dan saat ini tinggal menunggu prospektus yang lebih detail.

Sejak 11 Juni - 12 Agustus 2025, harga saham BUVA sudah naik 377 persen. Setelah mengalami dua kali suspensi, akhirnya saham BUVA masuk papan notasi khusus. 

Kenaikan saham BUVA diiringi oleh aktivitas transaksi beli yang agresif dari Hapsoro dan juga entitas miliknya PT Nusantara utama Investama di saham BUVA.

Sepanjang Juli 2025, Hapsoro birong sekitar 11 persen saham BUVA sehingga total kepemilikan menjadi 7,91 persen, sedangkan Nusantara Utama Investama borong sekitar 12 persen saham BUVA sehingga total kepemilikan menjadi 67 persen. Di sisi lain, PT Mitra Sawit Baru menjual seluruh saham miliknya sebesar 9,9 persen sehingga kini entitas tersebut tidak lagi memiliki saham BUVA.

Rich Lanjut Akuisisi KRYA, Bisnisnya Bakal Diubah Jadi Begini
Rich Step sudah menyelesaikan due dilligence akuisisi saham KRYA, hasilnya perseroan akan melanjutkan akuisisi. Lalu, bagaimana prospek saham KRYA?

Saham PADI

Ketiga, saham PADI yang juga dimiliki oleh Hapsoro melalui PT Sentosa Bersama Mitra dengan porsi kepemilikan sebesar 5,75 persen. Namun, pengendali yang tercatat adalah Eveline Listijosuputro dengan kepemilikan 1,11 persen. Total kepemilikan mayoritas ada di masyarakat sebesar 92 persen.

Saham PADI sempat heboh pada 2019-2020 setelah ada masalah di bisnis anak usahanya PT  Minna Padi Aset Management. Jadi, kala itu 6 reksa dana Minna Padi Aset Management senilai Rp6,6 triliun dibubarkan OJK. Hal itu terjadi karena Minna Padi aset management menawarkan produk reksa dana dengan imbal hasil pasti sebesar 11 persen dalam periode 6-12 bulan.

Namun, manajemen Minna Padi Sekuritas sebagai induk usaha mengaku tidak tahu menahu soal kasus likuidasi produk reksa dana di anak usaha aset manajemennya.

Pasca kejadian itu, saham PADI yang sempat meroket ke Rp1.600 per saham pada 2017 karena dirumorkan mau akuisisi 51 persen saham Bank Muamalat pun tertidur di harga gocap dan sempat masuk papan notasi khusus.

Hingga saat ini, Minna Padi Aset Manajemen masih dimiliki oleh PADI dengan porsi kepemilikan sebesar 18,87 persen. Selain itu, PADI juga punya anak usaha PT MP Capital dengan kepemilikan 19 persen.

Harga saham PADI mulai meroket di awal 2025 sejak rumor Hapsoro dikabarkan masuk ke saham tersebut. Hapsoro masuk ke PADI melalui PT Basis Utama Prima sebesar 3,66 persen dan PT Sentosa Bersama Mitra sebesar 5,75 persen. 

Jadi, PADI berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 2,26 miliar lembar saham baru.

Jika dihitung dengan asumsi rentang harga pelaksanaan di atas nominal saham Rp25, berarti sekitar Rp26 hingga Rp40 per saham. Dengan begitu, potensi dana yang dihimpun oleh PADI bisa mencapai Rp58 miliar hingga Rp90 miliar. 

Namun, belum ada data detail terkait rencana penggunaan dana. Perseroan hanya menuliskan rencana penggunaan dana untuk modal kerja yang mendukung kegiatan usaha.

Dalam rencana perseroan ke depannya, PADI ingin mendorong kinerja penjamin emisinya seperti Pre-IPO advisory hingga membawa perusahaan potensial go public.

Selain itu, belum ada detail yang menarik dari saham PADI. Di sisi lain, PADI, MINA, dan BUVA memiliki hubungan yang kuat. Sebelumnya, MINA dimiliki oleh Edy Suwarno yang juga menjadi pemilik PADI. Sehingga ada satu anak usaha MINA yang menggunakan nama Minna Padi di bisnis leisure-nya.

Sampai akhirnya Edy tidak memiliki saham MINA lagi pada akhir 2024. Periode jelang masuknya Hapsoro ke saham MINA. Di saat yang sama, Hapsoro juga masuk ke saham PADI.

Edy juga menjadi salah satu pemilik PADI. Meski, kini kepemilikannya melalui istrinya Eveline Listijosuputro. Dalam catatan per 8 Juni 2020, Edy juga memiliki saham Minna Padi Asset Management secara langsung sebesar 81 persen.

Menariknya lagi, sosok Edy Suwarno ini juga sempat memiliki saham BUVA meski hanya minoritas dengan kepemilikan sebesar 0,62 persen.

Kesimpulan

Saham MINA, BUVA, dan PADI memiliki korelasi yang kuat antara Edy Suwarno dengan Happy Hapsoro. Dari rencana penggunaan dana right issue, MINA dan PADI terlihat berencana hanya untuk modal kerja alias untuk operasional bisnis.

Namun, yang perlu diperhatikan dari aksi right issue ini adalah potensi perubahan struktur kepemilikan sahamnya. BUVA dan PADI belum merilis detail prospektusnya. BUVA sudah mendapatkan persetujuan dalam RUPSLB, sedangkan PADI baru di 17 September 2025 nanti.

Jadi, yang harus diperhatikan dari right issue PADI dan BUVA adalah berapa harga pelaksanaan, rasio right issue (yang tampaknya sama-sama rendah), dan skema pemegang saham existing dalam keputusan eksekusi saham baru. Seperti kejadian di MINA ketika Basis Utama mengalihkan hak saham baru ke Hapsoro.

Untuk potensi kenaikan harga sifatnya volatilitas saja tidak ada unsur potensi fundamental sehingga harus hati-hati alias jangan hold terlalu lama. Jika sudah cuan lumayan bisa keluar sebelum kena suspensi hingga pestanya berakhir.

Mana dari saham Edy Suwarno dan Hapsoro yang kamu miliki nih?

Mau dapat Update Saham Bulanan Mikirsaham Edisi Agustus 2025 yang Terbaru?

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini