BBTN RUPSLB Untuk Finalisasi Spin-off Bisnis Bank Syariah, Begini Prospeknya

Aksi korporasi BBTN diperkirakan rampung pada akhir 2025. Dengan begitu, bagaimana prospek saham BBTN ke depannya?

BBTN RUPSLB Untuk Finalisasi Spin-off Bisnis Bank Syariah, Begini Prospeknya

Mikirduit -- BBTN akan melangsungkan RUPSLB pada 18 November 2025 untuk meminta persetujuan finalisasi spin off unit usaha syariah-nya ke Bank Syariah Nasional. Lalu, bagaimana prospek BBTN ke depannya?

Dalam tahapannya, setelah mendapatkan persetujuan RUPSLB, Bank Syariah Nasional yang merupakan anak usaha BBTN diperkirakan resmi beroperasi pada 15 Desember 2025.

Bank Syariah Nasional merupakan Bank Victoria Syariah yang diakuisisi oleh BBTN senilai Rp1,6 triliun untuk proses spin-off anak usaha tersebut.

Secara umum, spin-off unit usaha syariah menjadi bank umum syariah oleh BBTN ini berpotensi memberikan dampak yang positif. Pasalnya, ruang pertumbuhan bisnis bank umum syariah bisa lebih agresif dibandingkan saat masih unit usaha syariah.

BTN Syariah Siap Spin-off, Industri Bank Syariah Berpotensi Meroket?
Salah satu story kuat dari saham BBTN adalah rencana spin-off unit usaha syariah menjadi BTN Syariah. Hal itu sudah dilakukan dengan akuisisi Bank Victoria Syariah. Dengan begini, akan ada satu bank syariah besar yang menandingi BRIS. Lalu, bagaimana prospek lanskap bank syariah di Indonesia?

Ruang pertumbuhan Bank Syariah Nasional bisa memanfaatkan ekosistem BBTN yang kuat dalam pembiayaan sektor perumahan. Dengan begitu, Bank Syariah Nasional bisa menangkap peluang lebih besar untuk kebutuhan pembiayaan perumahan dengan skema syariah.

Apalagi, dengan menjadi Bank Umum Syariah, Bank Syariah Nasional bisa menggarap produk bank syariah non-perumahan seperti, tabungan emas, tabungan haji dan umroh, hingga gadai emas. Dengan begitu, ada ruang pertumbuhan yang menarik.

Dalam public expose pada September 2025, Direktur Utama BBTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan nantinya aset Bank Syariah Nasional diperkirakan mencapai Rp70 triliun pada akhir tahun 2025. Lalu, untuk membentuk posisi rasio kecukupan modal seperti BBTN sekitar 20-25 persen, Bank Syariah Nasional membutuhkan modal inti sekitar Rp6 triliun.

Dalam kondisi sekarang, Bank Syariah Nasional memiliki modal sekitar Rp1,6 triliun dari proses akuisisi, serta ada rekening antar kantor (RAK) dari unit usaha syariah sekitar Rp3,8 triliun. Sehingga untuk memenuhi modal inti Rp6 triliun tinggal membutuhkan sekitar Rp800 miliar hingga Rp1 triliun. Dengan modal inti tersebut, Bank Syariah Nasional langsung berstatus sebagai bank KBMI II.

Dengan struktur modal inti Rp6 triliun, Bank Syariah Nasional ditargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 17-18 persen per tahun dengan rasio kecukupan modal yang dijaga sekitar 20-25 persen. Hingga semester I/2025 dengan status masih sebagai unit usaha syariah, pertumbuhan pembiayaannya sudah tembus sekitar 17 persen. 

Jika ingin tahu ulasan secara detail terkait prospek saham BBTN setelah spin off unit usaha syariahnya, kamu bisa simak selengkapnya di sini: